Liputan6.com, Padang - Meyeruput kopi hitam mungkin sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi pecinta kopi. Namun, jika Anda sedang berada di Sumatera Barat, maka wajib mencoba kawa daun, minuman dari tumbuhan kopi yang konon berasal akibat penindasan zaman penjajahan.
Kawa daun diseduh dari daun kopi yang sudah dikeringkan, kemudian daun kopi direbus hingga airnya berubah warna.
Bagaimana dengan rasanya? Kawa daun memiliki rasa khas lebih mirip seperti teh, tetapi ada sensasi unik dari dedaunan.
Jika tidak terlalu menyukai rasa yang orginal, maka bisa meminta penjual kawa daun untuk mencampurnya dengan kulit kayu manis atau susu.
Baca Juga
Advertisement
Kawa daun saat ini banyak dijual di berbagai daerah di Sumbar. Kawa daun juga sudah tersedia dengan beragam varian.
Cara penyajian kawa daun juga tak sama dengan kopi hitam, biasanya kawa daun disajikan di dalam batok kelapa untuk menambah sensasi rasa unik dan kenikmatannya.
Salah seorang penyuka kawa daun, Hamid (28) mengatakan, menikmati kawa daun terasa lebih lengkap dan pas sambil memakan gorengan.
"Rata-rata di kedai kawa penjual juga menyediakan berbagai macam gorengan," jelasnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Cerita di Balik Kawa Daun
Konon, kawa daun ini sudah ada sejak kependudukan Belanda di negeri ini. Ketika itu, di perkebunan kopi Sumbar, kopi-kopi yang dihasilkan dari ladang dibawa ke negeri kincir angin itu.
Salah seorang penjual kawa daun di Tanah Datar, Iwan bercerita bahwa warga yang dipekerjakan di ladang-ladang kopi oleh Belanda tidak diberi kesempatan menikmati hasil olahan kopi.
Oleh sebab itu, para petani mengolah daunnya untuk diminum melepas dahaga, sejak saat itu tradisi minum kawa daun terus berlanjut hingga kini.
Kawa daun tentunya menjadi keunikan tersendiri di Ranah Minang, terutama bagi orang yang belum mengetahui bahwa daun kopi juga bisa dimanfaatkan untuk minuman.
Jadi, jangan lupa menikmati kawa daun jika sedang berada di Sumbar, menyeruputnya akan memberikan cerita tersendiri.
Advertisement