Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, pasangan suami-istri asal Anye, Ziyang, Provinsi Sichuan, China, didenda sekitar Rp1,5 miliar karena memiliki tujuh anak. Pasalnya, itu melanggar kebijakan Dua Anak di Negeri Tirai Bambu. Uniknya, di daerah lain, juga di China, baru terungkap ada keluarga yang mempunyai tujuh orang anak.
Belakangan, banyak wanita China yang baru menikah memang belum memutuskan, bahkan tidak ingin punya anak sama sekali. Namun, apa yang dilakukan Zhang Rongrong justru sebaliknya. Wanita berusia 34 tahun ini sudah punya tujuh orang anak.
Zhang mengaku senang punya banyak anak meski ia dan sang suami harus membayar denda karena ketahuan punya lebih dari dua orang anak. Dilansir dari South China Morning Post, Kamis (25/2/2021), keduanya harus membayar denda sebesar 155 ribu dolar AS atau sekitar Rp2,2 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Zhang merasa tidak keberatan, bahkan senang harus membayar denda yang menurut istilah pemerintah China adalah "biaya jaminan sosial." Zhang juga menyebut keluarganya sudah sempurna karena kini ketujuh anaknya sudah mendapat jaminan sosial dan bisa mendapat dokumen resmi dari pemerintah. Hal itu tidak akan mereka dapatkan bila tidak bersedia membayar denda.
Usia anak mereka mulai dari 14 tahun yang tertua dan yang paling bungsu baru berusia satu tahun, lima laki-laki dan dua perempuan. Rasanya bukan hal mengejutkan bahwa Zhang bisa membayar denda begitu besar dan membesarkan tujuh orang anak.
Ia tidak hanya mengandalkan gaji suaminya. Zhang ternyata punya usaha garmen, perhiasan, dan produk perawatan kulit wajah di Guangdong, China selatan. Ia mengatakan telah merencanakan semuanya dengan matang sebelum memutuskan untuk punya anak lagi.
Padahal, punya tujuh anak di lingkungan keluarganya di Guangdong timur merupakan sesuatu yang langka. Salah satu tradisi di keluarganya adalah berusaha punya anak lak-laki. Kalau anak pertama dan kedua perempuan, mereka akan berusaha punya anak lagi dan berharap bisa punya anak laki-laki.
Namun, itu bukan alasan Zhang memutuskan untuk punya banyak anak, karena dua anak pertamanya adalah laki-laki dan perempuan. Ia mengakui itu atas keingiannya sendiri karena sang suami tak berharap punya banyak anak.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Biaya HIdup Makin Tinggi
"Suami saya kadang bekerja di luar kota dan menghabiskan waktu berhari-hari, sedangkan anak saya yang sudah besar sudah mulai sekolah, jadi supaya tidak kesepian di rumah, saya harus punya beberapa anak. Saat saya tua nanti, saya berharap anak-anak saya akan mengunjungi saya meski mereka tinggal di daerah lain," kata Zhang.
Sementara itu, biaya hidup yang semakin tinggi jadi alasan China membatasi jumlah anak dan banyak pasangan muda tak mau punya banyak anak. Misal, harga properti yang makin meningkat, serta biaya pendidikan dan perawatan kesehatan yang juga semakin tinggi.
Zhang juga membagikan kegiatan sehari-hari, terutama saat bersama keluarga di meda sosial Douvin yang mirip TikTok, dan sudah punya lebih dari dua juta pengikut. Kegiatan Zhang setiap hari adalah mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, sedangkan yang belum sekolah ditemani pengasuh di rumah, karena ia harus pergi bekerja.
"Saya tahu tidak bisa bekerja secara total karena harus mengurus banyak anak. Tapi, kalau saya terlalu fokus pada pekerjaan, saya tidak bisa mengurus keluarga dengan baik. Jadi, saya harus membuat pilihan," ujarnya.
Zhang mengungkap, ia sebenarnya ingin punya anak lebih dari tujuh, tapi sang suami tidak setuju dan menjalani vasektomi pada 2019 setelah anak ketujuh mereka lahir.
"Suami saya suka kegiatan di luar rumah, tapi kalau pergi dengan keluarga, ia terkadang merasa lelah dan suka berkelakar, 'kenapa kita punya banyak anak'. Saya sendiri merasa tidak lelah, bahkan merasa nyaman dengan keadaan ini," tutup Zhang.
Advertisement