Liputan6.com, Padang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Teluk Bayur Sumatera Barat mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan provinsi ini.
Gelombang tinggi ini disebabkan oleh adanya tekanan rendah Samudra Hindia di selatan Jawa Barat, yang berpengaruh pada ketinggian gelombang di perairan Kepulauan Mentawai.
"Peringatan dini ini dapat menjadi acuan bagi nelayan, jasa transportasi, dan pemangku kepentingan lainnya," katanya, Kamis (25/2/2021).
Kepala BMKG Maritim Teluk Bayur, Syafrizal melalui keterangan resmi mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 27 Februari 2021.
Menurutnya gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai dan Samudra Hindia Kepulauan Mentawai.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian, selain gelombang tinggi, angin juga berembus kencang mencapai 30 knot per jam di Perairan Mentawai. Di Indonesia bagian utara, angin bergerak dari barat laut ke utara.
Syafrizal juga menjelaskan terkait risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni perahu nelayan berisiko melaut ketika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Selanjutnya, kapal tongkang berisiko berlayar jika kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
"Kapal feri berisiko jika kecepatan angin lebih 21 knot dan gelombang di atas 2,5 meter," sebutnya.
Terakhir, kapal besar seperti kargo atau kapal pesiar beresiko berlayar kalau angin lebih dari 27 knot dan gelombang di atas 4 meter.
Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi tersebut agar meningkatkan kewaspadaan.