Liputan6.com, Jakarta - Sebagai hewan yang memiliki bulu, domba perlu dicukur setiap tahun. Jika tidak, bulu atau wol mereka terus tumbuh hingga sulit dikenali sebagai domba.
Itulah yang terjadi pada domba di Australia, yang bulunya belum pernah dicukur selama 5 tahun.
Advertisement
Foto-foto domba liar yang ditemukan di hutan Australia menjadi viral karena bulu gimbal yang tidak biasa pada hewan tersebut.
Domba tersebut kemudian diselamatkan dan diberi nama Baarack oleh penyelamatnya di Edgar's Mission Farm Sanctuary dekat Lancefield, Victoria.
Domba tersebut diyakini pernah dimiliki sebuah peternakan, tetapi ear tag-nya robek oleh lapisan tebal wol kusut di wajahnya. Pada saat penyelamatannya, Baarack hampir tidak terlihat seperti domba, tubuhnya yang ramping tersembunyi di bawah tumpukan wol dan tanah yang beratnya mencapai 35 kilogram.
Seperti apa penampakan Baarack sebelum dan sesudah di cukur? Lihat fotonya di halaman selanjutnya.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Butuh Waktu Satu Jam untuk Mencukur
"Sementara kukunya masih dalam kondisi bagus, namun dia berada dalam kondisi yang buruk. Dia kekurangan berat badan, dan karena semua bulu di sekitar wajahnya dia hampir tidak bisa melihat," kata Kyle Behrend dari Edgar's Mission.
"Domba perlu dicukur setidaknya setahun sekali jika tidak bulu domba akan terus tumbuh dan berkembang, seperti yang terjadi pada Baarack," tambahnya.
Mencukur bulu domba biasanya membutuhkan waktu beberapa menit bagi staf di Edgar’s Mission Farm, tetapi dalam kasus Baarack, prosesnya berlangsung lebih dari satu jam. Dia beruntung karena orang-orang melihatnya di alam liar dan memberi tahu penyelamatnya di penangkaran hewan, karena bulunya yang besar sudah menjadi masalah serius.
"Setiap hari bulunya tumbuh semakin lama, dan keadaannya semakin buruk, sementara peluangnya untuk bertahan hidup semakin menipis," tulis Misi Edgar di Facebook.
"Banyak orang tidak menyadari bahwa wol dapat dengan mudah berubah menjadi bulu domba yang tidak praktis yang terus tumbuh sepanjang hidup seekor domba."
Reporter: Veronica Gita
Advertisement