Madiun - Nasi pecel yang dijual Warung Mbah Simah yang ada di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, populer di kalangan masyarakat karena penyajiannya mengunakan alas makan daun jati.
Selain alas daun jati, warung Mbah Simah Madiun juga mempertahankan menu khas pecel dengan beragam sambal dan dibanderol harga murah. Mbah Simah berjualan nasi pecel daun jati ini sejak 1980-an.
Baca Juga
Advertisement
Untuk harga nasi pecel daun jati di warung Mbah Simah hanya Rp5.000 per porsi. Sedangkan jika ditambah lauk telur goreng Rp7.000 per porsi. Harga tersebut sudah bisa memilih sambal dan nambah sambal sepuasnya.
Tak heran jika warung ini tidak hanya menjadi jujukan warga, tetapi juga para pejabat di lingkungan Pemkab Madiun. Bahkan, Bupati Madiun Ahmad Dawami pun beberapa kali menyantap pecel daun jati di warung ini.
“Bupati Kaji Mbing [Ahmad Dawami] juga pernah makan di sini. Pejabat-pejabat di pemkab juga sering makan siang di sini,” kata Mbah Simah di warungnya, Rabu (24/2/2021), dikutip Solopos.com.
Simah mengaku mempertahankan menu nasi pecel beralas daun jati ini sebagai ciri khas warungnya. Tidak hanya itu, menu sambal yang menjadi ciri khas juga dipertahankan, yakni sambal deplok lumpang, sambal tomat teri, dan sambal bawang.
Yang membedakan, sambal ini disajikan secara dadakan saat pembeli memesannya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Sekolahkan Belasan Cucu
Dalam sehari, ia bisa menghabiskan beras sekitar 12 kilogram. Saat akhir pekan maupun libur nasional, beras yang dimasak pun meningkat hingga 25 kilogram. Bahkan, saat libur Lebaran, sehari bisa menghabiskan beras mencapai satu kuintal.
Warung Mbah Simah ini mulai buka pukul 06.00 WIB dan tutup pada 19.00 WIB. Simah berjualan di depan rumahnya dengan tampilan sederhana seperti umumnya warung di desa-desa.
Berbicara mengenai penghasilan dari berjualan nasi pecel ini, Simah bercerita dalam sehari bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp600.000. Sedangkan pada hari Minggu, bisa mencapai Rp1 juta.
“Paling ramai ya pas hari Minggu. Biasanya Rp1 juta. Tapi kalau pas hari biasa ya paling Rp600.000,” ujar nenek-nenek berusia 65 tahun itu.
Karena semua menu disajikan secara mendadak, Simah dibantu empat orang cucunya. Ada yang meladeni pembeli, membuat sambal, dan membuat minuman.
Dia bersyukur warung nasi pecel miliknya ramai pembeli. Dengan penghasilan dari berjualan ini, Simah mampu membeli tanah dan memperbaiki rumah yang kini ditempatinya. Selain itu, ia juga mampu menyekolahkan sebelas cucunya.
“Dari hasil jualan, bisa menyekolahkan cucu-cucu. Sekarang sudah ada yang lulus sekolah dan sudah bekerja,” jelas dia.
Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:
Advertisement