Liputan6.com, Jakarta - Polri memberi penjelasan mengenai kabar penolakan laporan yang dilayangkan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan terkait kerumunan yang terjadi ketika kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sebenarnya bukan menolak laporan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (27/2/2021).
Advertisement
Rusdi menjelaskan, pihaknya telah melakukan konsultasi dan menyimpulkan kejadian kerumunan yang terjadi ketika Presiden Jokowi kunjungan kerja di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT tidak ada indikasi pelanggaran hukum.
"Tetapi setelah melakukan konsultasi dengan pihak yang akan membuat laporan, Ka SPKT Bareskrim Polri menyimpulkan bahwa tidak ada pelanggaran hukum dalam peristiwa tersebut. Sehingga tidak dilanjutkan dengan membuat sebuah laporan polisi," ujarnya.
Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan yang diwakili Kurnia melaporkan Presiden Jokowi ke Bareskrim Polri, Kamis 25 Februari 2021.
Pelaporan tersebut dilakukan terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 saat kunjungan kerja Jokowi ke Maumere, NTT, Selasa 23 Februari 2021. Menurut pengakuannya, Polri menolak laporan tersebut.
"Dengan tidak diterbitkannya Laporan Polisi atas laporan kami, kami mempertanyakan asas persamaan kedudukan di hadapan hukum," ujar Kurnia, Jumat 26 Februari 2021.
Dia menuturkan alasan penyidik menolak laporannya. Polisi ingin lebih dulu melakukan penyelidikan tanpa harus menerima laporan.
"Kok saya melapor malah tidak diterima itu, saya bingung. Diksi mereka bukan tidak diterima, mereka (polisi) akan melakukan penyelidikan lebih dulu. Nah setelah penyelidikan dilakukan, nanti akan dibagikan ini masuk kategori mana," ungkap Kurnia.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penjelasan Istana Soal Kerumunan
Pihak Istana Kepresidenan membenarkan sebuah video yang menggambarkan adanya kerumunan massa saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Kerumunan tersebut terjadi di Maumere saat Jokowi dalam perjalanan untuk meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.
"Benar, itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Selasa (23/2/2021).
Menurut dia, masyarakat sudah menunggu iring-iringan mobil Jokowi di pinggir jalan. Begitu mobil yang ditumpangi Jokowi melambat, masyarakat langsung maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti.
Dalam video itu, Jokowi tampak keluar dari atas sunroof mobil dan melambaikan tangan kepada masyarakat yang telah berkerumun. Bukan hanya itu, Jokowi juga tampak membagi-bagikan beberapa kaos hingga masker kepada masyarakat.
Bey menyebut, tindakan Jokowi tersebut merupakan bentuk spontanitas untuk menghargai antusiasme masyarakat yang telah menunggu kedatangannya. Namun, Jokowi tetap mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya itu buku, kaos, dan masker. Tapi poinnya, Presiden tetap mengingatkan warga tetap taati protokol kesehatan," ujar dia.
"Dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," sambung Bey.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka
Baca Juga
6 Fakta Menarik Gunung Wolobobo di Kota Bajawa NTT yang Berhadapan Langsung Gunung Inerie dan Laut Sawu
Survei Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul Pilkada NTT 2024 Kalahkan Yohanis Fransiskus-Jane dan Simon-Adrianus
Lomba Lari untuk Bantu Penyediaan Air Bersih di NTT dan Sulteng Diikuti 6800 Pelari
Advertisement