Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) menandatangani nota kesepahaman dengan Politeknik LPP Yogyakarta yang berlangsung virtual, Sabtu (27 Februari 2021).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Muhamad Mustangin, Direktur Politeknik LPP Yogyakarta dengan Rapolo Hutabarat, Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) dan MP Tumanggor, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).
Advertisement
“Penandatanganan MoU diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di Politeknik LPP sehingga menghasilkan lulusan sesuai tuntutan dunia kerja khususnya hilir kelapa sawit. Sementara itu, sektor industri khususnya hilir kelapa sawit akan memperoleh sumber daya manusia sesuai kapasitas dan kapabilitas yang diharapkan. Kami ucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada APROBI dan APOLIN untuk penandatanganan MoU ini,” ujar Direktur Politeknik LPP Yogyakarta Muhamad Mustangin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (27/2/2021).
Ia mengatakan target MoU ini akan memiliki kurikulum sejalan kebutuhan industri hilir sawit sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri. Lalu ada dukungan APROBI dan APOLIN berkaitan D3 sampai S1 terapan yang memerlukan dukungan industri. Selain itu, mahasiswa akan memperoleh tempat magang sehingga mereka mengetahui proses produksi di dalam industri.
“Harapan kami, ada tenaga pengajar dari APROBI dan APOLIN yang berbagi pengetahuan dan update informasi, sehingga dapat memperkaya materi dan sistem pengajaran,” ujarnya.
Ketua Umum APOLIN Rapolo Hutabarat mengutarakan MoU ini sangat strategis, mengingat pembangunan sumber daya manusia (SDM) dari segala aspeknya merupakan keharusan bagi setiap bangsa dalam menjawab berbagai tantangan, khusunya tantangan yang akan datang. MoU APOLIN dengan LPP Politeknik Yogyakarta berkaitan empat aspek yaitu penyusunan kurikulum pendidikan, pengiriman dosen tamu, training dosen, dan magang.
Selain itu, lanjut dia, permintaan produk dasar oleochemical Indonesia juga terus meningkat setiap tahunnya. Industri oleochemical di Indonesia saat ini memiliki kapasitas 11,3 juta ton per tahun. Adapun produk oleochemical saat ini terdiri dari lima kelompok utama, fatty acid, fatty alcohol, metil ester, gliserol dan soap noodle.
"Melihat permintaan global yang tumbuh positif, kami dari Apolin mengajak perguruan tinggi bersama-sama mencari, menggali dan mengembangkan berbagai teknologi unggul dan beragam untuk produk olechemical yang sangat dibutuhkan industri global," ujar Rapolo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perkuat Kompetensi
Ketua Bidang Pemasaran Dan Promosi Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Irma Rachmania menuturkan penandatanganan kerjasama sangat penting baik Poltek LPP Yogyakarta dan APROBI untuk memperkuat kompetensi dan daya saing lulusannya.
“Perjanjian ini semakin mendukung industri sawit khususnya energi terbarukan. Kerjasama ini meningkatkan daya saing industri dan terutama kesejahteraan Indonesia,” ujar Irma yang mewakili pengurus APROBI saat memberikan sambutan.
Ia mengharapkan MoU ini semakin memperkuat kerjasama baik APROBI dan LPP Yogyakarta. ”Apresiasi tinggi kepada LPP Yogyakarta yang memberikan kesempatan APROBI untuk penandatanganan MoU ini,” ujarnya.
Sementara itu, Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berpesan supaya MoU dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, penciptaan lapangan kerja.
“Upaya dilakukan LPP Yogyakarta, APROBI, dan APOLIN dapat mendorong akselerasi bisnis dan bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat keseluruhan,” jelasnya.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto menyambut baik kerjasama yang sangat strategis ini antara dunia usaha dan lembaga pendidikan di sektor perkebunan karena dapat meningkatkan kemampuan tidak sebatas pangan melainkan energi terbarukan.
“Ke depan, generasi muda harus diyakinkan bahwa sektor pertanian maupun perkebunan ini sangat menjanjikan. Disinilah, LPP Yogyakarta dapat memainkan peranan sebagai politeknik penggerak. Perlu kampanye oleh LPP dan lembaga pendidikan SDM perkebunan lainnya,” pinta Wikan.
Advertisement