Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait penyebab hasil PCR positif covid-19 bisa berkali-kali. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun @kabupaten.bogor. Mereka mempostingnya di Instagram pada Sabtu (27/2/2021).
Advertisement
Dalam postingannya terdapat gambar dengan narasi :
"Hasil PCR positif Berkali-kali?
1. Virus dalam tubuh banyak (bisa dilihat dari CT Value).
2. Ada kemungkinan reinfeksi kembali atau terinfeksi kembali.
3. Respon imun tubuh lambat.
4. Penyakit penyerta perlambat pemulihan.
5. Stres, banyak pikiran dan tidak bahagia."
Lalu benarkah isi dalam postingan yang menyebutkan beberapa penyebab hasil PCR bisa positif covid-19 berkali-kali?
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penelusuran Fakta:
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menghubungi dr. RA Adaninggar, SP.PD. Dia menyebut penjelasan dalam postingan di atas tidak benar.
"Hasil negatif pada swab PCR itu artinya jumlah materi genetik di sampel swab sedikit tapi belum tentu jumlah virus di dalam tubuh juga sedikit. Terambilnya materi genetik banyak atau sedikit juga sangat tergantung dari teknik swab yang dilakukan," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya, Minggu (28/2/2021).
"Jadi lebih penting untuk memastikan sembuh daripada hanya melihat hasil negatif. Pasalnya sembuh itu pasti sudah tidak menular sementara negatif belum tentu sudah tidak menular atau tidak akan terjadi perburukan gejala. Hasil swab negatif atau nila CT tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan untuk menentukan sakit atau tidaknya pasien atau sembuh tidaknya pasien."
Ia juga menjelaskan terkait reinfeksi atau repositif kembali pada pasien covid-19.
"Repositif bisa terjadi karena sisa bangkai virus yang memang bisa terdeteksi sampai tiga bulan setelah sembuh karena tubuh membutuhkan waktu untuk degradasi sisa materi genetik virus. Selain itu kemungkinan reinfeksi bila muncul gejala baru/kontak erat baru," ujarnya.
"Repositif terutama yang bangkai virus tidak berhubungan dengan gangguan sistem imun ataupun stres karena justru menunjukkan sistem imun sudah bisa menginaktivasi virus hanya tinggal menunggu proses degradasi sampahnya saja."
Dokter yang aktif mengedukasi soal covid-19 di media sosial ini juga kembali mengingatkan bahwa kriteria sembuh bukan berdasar hasil swab PCR saja.
"WHO dan CDC tidak menganjurkan pemeriksaan swab PCR berulang tanpa indikasi reinfeksi dalam 3 bulan setelah sembuh. Sembuh pada covid-19 tidak hanya ditentukan oleh hasil swab PCR tapi mempertimbangkan gejala klinis, masa menular yang sudah terlewati (minimal 10 hari + 3 hari bebas gejala pada kondisi covid tanpa gejala, ringan, sedang), dan perbaikan kondisi inflamasi (bisa dilihat dari lab dan radiologis)."
Terkait pedoman dari Kementerian Kesehatan RI tentang evaluasi status klinis pasien covid-19 bisa dilihat di link ini...
Sementara terkait rangkuman penelitian soal pasien covid-19 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bisa dilihat di sini...
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebutkan beberapa penyebab hasil PCR bisa positif covid-19 berkali-kali adalah tidak benar.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement