Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi mengungkapkan alasan program Vaksinasi Gotong Royong, tidak menggunakan jenis vaksin COVID-19 yang telah didapatkan oleh pemerintah.
Dalam sambutannya di acara vaksinasi bagi petugas sektor pariwisata dan transportasi, serta peluncuran Grab Vaccine Center di Bali, Menkes menyebut ada empat vaksin corona dari pemerintah: Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax.
Advertisement
Budi mengatakan bahwa alasan vaksin corona dalam program Vaksin Gotong Royong berbeda adalah, agar tidak terjadi persaingan atau rebutan suplai.
"Sengaja dibuat mereknya tidak boleh sama, supaya tidak terjadi saingan, rebutan suplainya," kata Budi, mengutip siaran dari Youtube Kementerian Kesehatan pada Minggu (28/2/2021).
"Jadi dipastikan ini adalah suplai tambahan dari sumber-sumber produsen vaksin dari seluruh dunia, di luar yang empat pemerintah sudah dapatkan," kata Menkes Budi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tujuan Vaksin Gotong Royong
Pada kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa vaksinasi COVID-19 bukan bertujuan untuk bisnis.
"Ini adalah kegiatan sosial, teman-teman swasta sangat paham," kata Budi melanjutkan. "Karena kalau kita bisa sukses, yang dapat manfaat kita semua."
Budi juga mengatakan bahwa selama vaksin COVID-19 sudah masuk daftar World Health Organization, serta mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, maka vaksin tersebut bisa digunakan.
"Setiap hari kita wafat 300 orang karena COVID, sebulan itu 9 ribu. Kalau kita tunda setahun itu 108 ribu orang yang mesti wafat," kata Budi. Maka dari itu, menurutnya, penting untuk saat ini melaksanakan vaksinasi secepat-cepatnya.
Budi pun menyebut, pemerintah tidak bisa menyelesaikan vaksinasi COVID-19 sendiri. "Jadi memang kita harus membangun gerakan bersama swasta," katanya.
"Vaksin Gotong Royong tujuannya untuk mempercepat. Karena masalah di suplai vaksin, siapa tahu teman-teman dari swasta bisa mendapatkan vaksin lebih cepat," Budi menambahkan.
Baca Juga
Advertisement