Kunjungi Buton, Kepala BKPM Pastikan Proyek Daerah Tak Jalan di Tempat

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat melakukan kunjungan kerja ke Buton, Sulawesi Tenggara, Minggu (28/2/2021).

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2021, 15:03 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kartika Prima Abadi menggandeng pengusaha lokal untuk mengelola Aspal Buton (Asbuton) di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat melakukan kunjungan kerja ke Buton, Sulawesi Tenggara, Minggu (28/2/2021).

"Pak Irwan, dirut (direktur utama) perusahaan (PT Kartika Prima Abadi) sudah tanda tangan kesepakatan melibatkan pengusaha yang ada di Kabupaten Buton," kata Bahlil.

Salah satunya bentuk kerja sama yang akan melibatkan pengusaha lokal yakni dengan menggunakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) daerah. Ini baru akan dilakukan ketika kapasitas produksi aspal yang dilakukan perusahaan sudah mencapai 500 ribu ton Aspal Buton per tahun.

"Salah satunya melibatkan IUP-IUP daerah ketika kapasitas produksinya sudah mencapai 500 ribu ton per tahun," kata Bahlil.

Saat ini produksi Aspal Buton yang dikerjakan PT Kartika Prima Abadi baru mencapai 100 ribu ton per tahun. Namun, pada 2025, produksi bisa mencapai 500 ribu ton per tahun.

Kunjungan Bahlil ke Buton ini, kata dia untuk memastikan proyek di daerah berjalan. Sehingga tujuan investasi untuk meningkatkan perekonomian daerah dan pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia bisa tercapai.

"Ini bentuk kepastian pemerintah pusat dalam memastikan proyek di daerah tetap jalan," kata dia.

Dia menambahkan, adanya proyek ini membuat aspal buton bisa memenuhi 50 persen kebutuhan dalam negeri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Load More

Hanya Ada di Indonesia dan AS, Potensi Aspal Buton Asbuton Capai 694 Juta Ton

Pada 2020 penggunaan Aspal Buton (Asbuton) dilakukan pada jalan sepanjang 793 km yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia, dengan volume kebutuhan sekitar 42 ribu ton. (Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI mendorong pembangunan industri aspal Buton, Sulawesi Tenggara. Wilayah tersebut memiliki potensi aspal alami sebesar 694 juta ton.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Ayodhia G.L. Kalake, menindaklanjuti rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada awal Januari 2021, dengan meninjau kesiapan industri Aspal Buton (Asbuton) dan infrastruktur pendukung, seperti pembangunan akses dan pelabuhan, serta tata kelola izin usaha pertambangan (IUP).

 

Beberapa titik yang dikunjungi, antara lain lokasi tambang PT Wijaya Karya Bitumen, Pelabuhan Nambo, Pabrik PT Kartika Prima Abadi, dan Pelabuhan Banabungi PT Wika Bitumen.

“Tujuan kami ke sini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang potensi yang ada di wilayah Buton. Kami datang ke sini karena kami juga ingin memastikan tentang kesiapan fasilitas pendukung, baik infrastruktur maupun sarana prasarana agar nantinya distribusi Asbuton bisa berjalan dengan baik,” kata Ayodhia, di Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Asbuton merupakan jenis aspal alami yang secara spesifik terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal ini hanya dapat ditemukan di dua wilayah di dunia, yakni di Indonesia dan di Trinidad, Amerika Selatan.

Asbuton di Indonesia memiliki potensi sebesar 694 juta ton, tetapi perlu dilakukan validasi terhadap data cadangan terbukti dan cadangan tertambang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).

Asbuton di Indonesia memiliki potensi yang besar. Namun, saat ini pemenuhan kebutuhan aspal nasional masih didominasi oleh impor karena penggunaan Asbuton masih belum maksimal.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya