Kerja Keras Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di 2021

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,5-5,5 persen di tahun 2021

oleh Tira Santia diperbarui 28 Feb 2021, 18:39 WIB
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,5-5,5 persen di tahun 2021.

Sayangnya, menurut Ekonom Yanuar Rizky, hal ini butuh kerja keras pemerintah. Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di atas 4 persen di Indonesia dari historis hanya bisa dicapai saat inflasi juga di atas 4 persen.

"Jadi, faktornya adalah uang beredar meningkat dari sisi agregat demand konsumsi yang diatasi dari impor, baik impor bahan baku dan atau barang konsumsi. Itu juga berarti ada peningkatan daya beli di sisi demand," jelasnya saat dihubungi, Minggu (28/2/2021).

Jika melihat kondisi saat itu, dia mengungkapkan, maka konsumsi naik dan orang tak kehilangan pekerjaan. Sementara pandemi ini kendala terbesarnya, sisi produksi terkena dampak lantaran demand turun akibat global lockdown.

"Kondisi itu juga menyebabkan PHK, yang menurunkan daya beli. Jadi, kalau ingin instan ke 5,5 persen tanpa memperbaiki sisi daya beli yang dalam tekanan maka sisi suply juga masih tertekan. Terlalu ambisius kalau ke 5,5 persen," ujarnya.

Yanuar meminta pemerintah tidak terlalu muluk dalam menerawang kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pemerintah harus memiliki strategi agar dapat mencapai 5,5 persen.

"Jangan kebanyakan halusinasi yang muluk-muluk. Kalau mau itu hidupkan intermediasi kelompok menengah perkotaan ke investasi pertanian melalui trustee fund pemerintah. Sehingga, ada belanja investasi masyakat kota dengan budaya investasi lokal, di basis terbesar tenaga kerja kita di sektor pertanian, yang petaninya gurem," tutupnya.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Optimisme

Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kokok Dirgantoro menyampaikan senang mendengar pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,5-5,5 persen.

"Kita tentu senang dengan optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Pak Airlangga Hartarto. Agar optimisme itu memiliki dasar yang kuat. Strategi dan road map untuk mencapai pertumbuhan 4,5 -5,5 persen itu apa dan bagaimana?" Tanya Kokok ketika dihubungi media.

Menurut Kokok, Airlangga perlu menyampaikan kepada publik strategi dan roadmap pertumbuhan ekonomi tersebut secara detail.

"Semua pihak termasuk pengusaha tentu berharap pertumbuhan 4,5-5,5 persen itu terwujud. Artinya banyak lapangan kerja yang kembali dibuka, konsumsi kembali menggeliat. Tapi Pak Airlangga harus sampaikan secara terbuka strategi dan road mapnya sehingga publik bisa menilai bahwa pernyataan itu relistis bukan angin surga belaka," tegas Kokok

"Optimisme itu bagus, tapi di sisi lain bisa menimbulkan spekulasi yang akhirnya membawa dunia usaha keliru mengambil keputusan. Kita minta Pak Airlangga untuk menjelaskan lebih detail rencana pemulihan ekonomi nasional,” pugkas Kokok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya