Angkatan Udara AS-Arab Saudi Gelar Latihan Gabungan Dragon

Latihan gabungan AS-Arab Saudi dianggap sebagai kelanjutan kerja sama bersama antara kedua angkatan udara untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Mar 2021, 12:30 WIB
Tentara AS memasak kalkun untuk merayakan Thanksgiving di perbatasan Donna, Texas, Kamis (22/11). Para tentara sedang ditugaskan dalam Operasi Patriot Setia. (Senior Airman Alexandra Minor/U.S. Air Force/Department of Defense via AP)

Liputan6.com, Riyadh - Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi dan Amerika Serikat pada Minggu (28/2) memulai latihan bersama, demikian disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Saudi.

Latihan team AS-Arab Saudi yang diberi nama "Dragon" atau Naga ini berfokus pada pelatihan intersepsi taktis, pelatihan tempur, serangan balik, dan pertahanan udara dari serangan musuh.

Ini dianggap sebagai kelanjutan kerja sama bersama antara kedua angkatan udara untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional, kata kementerian itu.

"Latihan itu juga berkontribusi untuk mencapai kesesuaian dan integrasi operasional," demikian disampaikan oleh Kementerian Arab Saudi.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Sikap Amerika Serikat

Joe Biden, calon presiden AS penantang Donald Trump pada pemilu November 2020 mendatang. (AP Photo/Matt Rourke)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakah bahwa pemerintah AS akan mengumumkan sikapnya terkait Arab Saudi pada hari ini, Senin (1/3/2021).

Dilansir VOA Indonesia, ketika seorang reporter bertanya mengenai sanksi terhadap Putra Mahkota Muhammad bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi, Bidenmenjawab: "Akan ada pengumuman pada Senin (1/3) mengenai apa yang akan kita lakukan dengan Arab Saudi secara umum."

Namun, Biden tidak merincikan tentang pengumuman yang akan disampaikan tersebut.

Biden hanya menjawab satu pertanyaan ketika dia dan istrinya, Ibu Negara Jill Biden, meninggalkan Washington D.C dan berangkat ke Delaware untuk berakhir pekan.

Pemerintah AS menghadapi kritik karena dianggap tidak mengambil langkah yang lebih tegas terhadap putra mahkota, dengan laporan intelijen AS yang dirilis pada Jumat (26/2) menyebutkan bahwa Muhammad bin Salman menyetujui pembunuhan Jamal Khashoggi.

Diketahui bahwa Khashoggi, yang merupakan seorang kolumnis dan jurnalis Washington Post, dibunuh di dalam konsulat Arab Saudi di Turki pada 2018.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya