Harimau Sumatra Ciuniang Pulang ke Taman Nasional Kerinci Seblat

Dengan dipasangkan GPS Collar, harimau sumatra tersebut bisa terpantau saat mendekati pemukiman penduduk.

oleh Komarudin diperbarui 01 Mar 2021, 16:03 WIB
Seekor harimau sumatra dilepasliarkan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatra Barat, Minggu, 28 Februari 2021 (dok.instagram/@kementerianlhk/https://www.instagram.com/p/CL13z6rMilX/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat melepasliarkan seekor harimau sumatra (Panthera tigris Sumatrae) berjenis kelamin betina. Harimau bernama Ciuniang Nurantih dilepasliarkan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.

Pelepasliaran tersebut dilakukan Taman Nasional Kerinci Seblat bersama dengan BKSDA Sumbar, Yayasan ARSARI Djojohadikusumo dan Yayasan Sintas Indonesia. 

"Harimau berumur sekitar 2,5 tahun tersebut merupakan korban konflik satwa liar yang terjadi di Jorong Surantih, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat, pada tanggal 13 Juli 2020," tulis akun @kementerianlhk, Minggu, 28 Februari 2021.

Tim rescue satwa liar BKSDA Sumatera Barat berhasil mengevakuasi seekor harimau. Selanjutnya, harimau itu dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Nagari Lubuk Besar, Kecamatan Asam Jujuhan, Dharmasraya, Sumatera Barat.

Sejak 14 Juli 2020, Ciuniang Nurantih menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan oleh Tim Medis PR-HSD ARSARI yang dipimpin oleh drh. Kartika Amarilis. Pemeriksaan itu  untuk memastikan kondisinya secara fisik maupun psikis, dan telah siap dilepasliarkan.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno menyampaikan, pemerintah bersama para pihak terus berupaya mencegah dan menanggulangi konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Konflk Satwa Liar dan Manusia

Pelepasliaran seekor harimau sumatra di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatra Barat, Minggu, 28 Februari 2021 (dok.Instagram/kementerianlhk/https://www.instagram.com/p/CL13z6rMilX/Komarudin)

"Ketika konflik terjadi, sering satwa liar menjadi korban sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang berada di sekitar habitat harimau bahwa apabila daerahnya merupakan area rawan konflik maka segera laporkan ke BKSDA terdekat agar mendapatkan arahan terkait upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar," terang Wiratno.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD), Catrini Pratihari Kubontubuh menyampaikan, penggunaan helikopter ini bukan hanya untuk mempersingkat waktu perjalanan saja. Ada hal lebih penting lagi yang jadi pertimbangan, yakni memastikan bahwa lokasi pelepasliaran harimau sumatra tersebut terjamin keamanannya bagi satwanya dan tidak terjangkau oleh manusia.

"GPS Collar juga telah dipasangkan untuk memantau pergerakan dari Ciuniang, sebagai antisipasi apabila ia terpantau mendekati pemukiman," kata Catrini.


Hari Harimau Sedunia

Hari harimau sedunia diperingati setiap 29 Juli (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya