Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten Gowa dan PT Sumber Citarasa Alam (PT. Cimory Group) serta Kesepakatan Bersama antara Pemda Gowa dan Universitas Hasanudin.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dalam rangka wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan perusahaan swasta serta stakeholder terkait lainnya dalam kontribusinya mengembangkan peternakan dan kesehatan hewan atau meningkatkan produksi susu segar.
Advertisement
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mempersiapkan acara ini. Apresiasi yang cukup besar kepada Pemda Gowa yang telah menginisiasi dan memfasilitasi investasi sapi perah dan PT Sumber Citarasa Alam/Cisarua Mountain Dairy (PT Cimory) yang telah berkenan berencana melakukan investasi pengolahan susu," ujar Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.
Nota Kesepakatan ini dimaksudkan juga sebagai salah satu landasan dalam pelaksanaan pengembangan komoditas peternakan di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan dalam pelaksanaan program super prioritas peternakan.
Nota Kesepakatan ini bertujuan untuk menciptakan sinergitas yang baik antara semua pihak dalam mendukung pemenuhan protein hewani di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuannya, untuk mempercepat pengembangan komoditas peternakan dan hilirisasi, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan/atau peternak.
"Ruang lingkup nota kesepakatan ini meliputi, pengembangan komoditas peternakan, penyediaan sarana dan prasarana, fasilitasi peningkatan kapasitas dan pendampingan sumberdaya manusia, serta kebutuhan lainnya yang disepakati," jelas Nasrullah.
Nasrullah melaporkan, secara nasional jumlah populasi sapi perah relatif stagnan, yaitu sekitar 0,5 juta ekor dengan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) dikisaranan 0,9 juta ton. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia tahun 2019 masih berkisar 16,27 kg per kapita/tahun.
Sedangkan, kebutuhan susu di Indonesia mencapai 4,3 juta ton per tahun, sementara produk susu nasional belum sampai 1 juta ton per tahun. Sehingga kontribusi susu dalam negeri terhadap kebutuhan susu nasional baru sekitar 22 persen demi mencukupi maka dilakukan impor.
Untuk itu, dengan masuknya investasi pengolahan produk susu sapi perah oleh PT Cimory, merupakan langkah awal adanya kepastian pasar dari produk susu di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa.
Selain jaminan pasar bagi para peternak sapi perah, melalui penerapan teknologi dalam penanganan produk susu akan memberikan nilai tambah yang merupakan sumber gizi dari masyarakat di Sulawesi Selatan.
"Saya harap ini bisa menjadi momentum agar bersama-sama meningkatkan produksi, peningkatan daya saing peternakan, dan inovasi menuju pengembangan agribisnis peternakan rakyat sekaligus pengembangan investasi usaha peternakan," papar Nasrullah.
Acara pada hari ini juga merupakan salah satu upaya peningkatan investasi dalam mendorong produksi susu sapi perah di dalam negeri. Dengan bekerja sama antara pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan perguruan tinggi.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo alias SYL mengatakan, untuk mengurangi produksi susu impor, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Misalnya meningkatkan skala dan efisiensi usaha peternakan, kemampuan ekonomi peternak atau pelaku usaha, akses pasar, daya saing dan membangun sinergi saling menguntungkan, serta berkeadilan yang diwujudkan dalam pola kemitraan usaha peternakan.
Ia menyebutkan, pemerintah juga berupaya mengembangkan sapi perah melalui berbagai program dan dukungan terhadap pengembangan peternakan. Maka, diharapkan pihak swasta dan masyarakat peternak dapat mendukung pengembangan agribisnis peternakan dan mengadopsi sistem manajemen yang lebih efisien agar dapat bersaing di pasar internasional.
"Karena, hal ini akan berdampak pada peningkatan daya saing di pasar global, dengan kesadaran untuk memodernisasikan teknologi peternakan dan pengolahan hasil ternak, yang pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan nilai tambah hasil ternak secara nasional," ucap Mentan SYL.
SYL mengungkapkan, dukungan berbagai pihak sangat diperlukan dalam membangun industri persusuan ini. Ia berharap pemerintah daerah bersama dengan Perusda dan didampingi Perguruan Tinggi dapat mengawal langkah-langkah strategis dan operasional dalam pengembangan sapi perah di Sulawesi Selatan terutama Kabupaen Gowa.
SYL berharap ke depannya langkah-langkah strategis dan operasional ini bisa diikuti oleh swasta lainnya dengan melibatkan stakeholders terkait baik lingkup Pemerintah Daerah, Perusda maupun pemerintah pusat. Harapannya, agar semakin memperkuat silaturahmi dan mendukung percepatan pembangunan peternakan yang lebih baik.
"Dan jangan lupa agar bisa terintegrasi satu dengan yang lain dari hulu hingga hilir," tutur Mentan SYL.