Berawal dari Edukasi, Dokter Aini Soeyono dan Suami Rintis Klinik Bayi Jenius di Masa Pandemi

Berawal dari edukasi, dokter Aini Soeyono dan suami merintis Klinik Bayi Jenius.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Mar 2021, 20:00 WIB
Berawal dari edukasi, dokter Aini Soeyono dan suami, dokter Aristo Farabi merintis Klinik Bayi Jenius. (Dok Aini Soeyono)

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari edukasi lewat media sosial, dokter Aini Soeyono dan suami, Aristo Farabi merintis Klinik Bayi Jenius. Klinik yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah ini pun baru buka pada 3 Agustus 2020, tepat saat pandemi COVID-19 melanda. Keberanian dan optimisme membuka klinik demi melayani kesehatan ibu dan anak menjadi kekuatan besar.

Aini menceritakan ide awal didirikannya Klinik Bayi Jenius. Ide tersebut dari suami tercinta, Aristo yang merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Nama ‘Bayi Jenius’ sebenarnya mulai mengudara di Instagram.

“Kami baru buka tanggal 3 Agustus 2020. Klinik Bayi Jenius ini ide dari suami Saya, dokter Aristo Farabi. Sebelum berdiri kliniknya, kami sebenarnya sudah mulai sekitar November 2019 di Instagram,”  tutur Aini saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, ditulis Senin, 1 Maret 2021.

“Awalnya, pertama kali mau mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan kebidanan dan kandungan. Alhamdulillah, respons di medsos sangat baik. Kami lihat (edukasi yang diberikan) bermanfaat bagi orang lebih luas.”

Hasil respons yang baik seputar kesehatan kebidanan dan kandungan rupanya jadi modal utama mendorong lahirnya Klinik Bayi Jenius secara resmi. Target klinik menyasar pasien ibu hamil dan anak.

“Kami memang punya konsep, dipilih sesuai bidang yang suami Saya geluti, yaitu kebidanan dan kandungan. Intinya, konsep pelayanan kesehatan yang berpusat pada kebutuhan perempuan, ibu, dan anak,” imbuh Aini.

“Karena memang untuk ibu hamil pasti pasangannya sama anak dong. Makanya, dari awal itu suami Saya tercetus ide pelayanan kesehatan yang berpusat kebutuhan ibu, anak dan perempuan. Klinik Bayi Jenius mulai pertama kali ada di Instagram.”

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Pandemi COVID-19, Jadwal Pasien yang Datang Diatur

Seorang ibu bermain bersama anaknya saat menunggu antrean untuk mengikuti imunisasi di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Kamis (26/11/2020).Imunisasi rutin lengkap merupakan merupakan program vaksin dasar yang diberikan kepada bayi kurang dari 24 jam hingga anak berusia 3 tahun. (merdeka.com/

Ketika membuka Klinik Bayi Jenius, Aini dan suami sempat khawatir. Ini karena fasilitas pelayanan kesehatan membatasi jumlah pasien selama pandemi COVID-19.

“Kami sudah merencanakan membuka layanan kesehatan, tapi agak khawatir juga saat COVID-19 begini. Saat itu, kan banyak faskes yang membatasi pasien. Pasien cenderung enggak mau ke rumah sakit karena takut penularan virus Corona,” Aini menambahkan.

“Padahal, pasien tetap harus membutuhkan pelayanan kesehatan. Kami memberanikan untuk terus tetap maju membuka Klinik Bayi Jenius. Jadi, Agustus 2020, kami membuka klinik dengan penerapan protokol kesehatan sebagaimana yang diatur pemerintah.”

Agar tidak terjadi penumpukan di klinik, jadwal kedatangan pasien diatur. Sebelum datang ke klinik, pasien mendaftar secara daring. Pendaftaran daring juga memperpendek waktu tunggu, sehingga pasien tidak menunggu lama. Cara ini pun meminimalisir penularan virus Corona.

“Kami cenderung mengarahkan pasien mendaftar lewat online. Administrasi menjadi lebih pendek, waktu tunggu di klinik jd lebih singkat. Kami juga bisa mengatur jumlah pasien yang datang,” ujar Aini yang bertindak sebagai Manajer Klinik Bayi Jenius.

“Terlebih lagi pasien dokter Aristo yang jumlanyah banyak. Intinya, kami mengatur supaya jamnya tidak datang barengan.”


Pelayanan USG Dimensi hingga Imunisasi

Ilustrasi USG. (dok. Unsplash.com/Omar Lopez)

Aini menuturkan pelayanan di Klinik Bayi Jenius berfokus kesehatan ibu dan anak. Walau begitu, ada pelayanan kulit dan kecantikan. Pelayanan USG dimensi menjadi salah satu yang paling banyak dilayani kepada pasien.

“Pastinya tentang kesehatan ibu anak dan kecantikan. Kebetulan ada satu dokter obgyn, dua dokter anak, dan satu spesialis kulit. Jadi, ada seputar kesehatan kandungan kebidanan, anak, serta kulit dan kecantikan,”

“Pasien cenderung datang ke klinik kami ingin mendapatkan USG 2 atau 4 dimensi. Kami pengen menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan berusaha memberikan pelayanan USG dimensi dengan harga terjangkau. Rata-rata kalau di bidang kebidanan, pelayanan USG atau program hamil yang kami layani.”

Di Klinik Bayi Jenius, pelayanan imunisasi anak juga menjadi salah satu andalan. Pelayanan vaksinasi dan imunisasi anak sesuai rekomendasi dari pemerintah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan harga terjangkau. 

“Alhamdulilah, yang paling banyak responsnya juga soal imunisasi anak. Kan ada program vaksinasi anak dari pemerintah dan rekomendasi IDAI. Kami menyediakan keduanya,” pungkas Aini.

Di sisi lain, bila terjadi kegawatdaruratan, kata Aini, pasien akan dirujuk ke rumah sakit, tidak bisa diatasi di klinik. Kalau bukan kasus kegawatdaruratan, pelayanan di Klinik Bayi Jenius diberikan sesuai kompetensi atau sarana yang ada. 

“Kami sebisa mungkin memberikan pelayanan maksimal di klinik. Tapi seperti keguguran, misalnya, itu kan tanda-tanda emergency (kegawatdaruratan) pasti kami rujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD),” katanya.


Ketika Pasien Datang dari Lokasi yang Jauh

Petugas paramedis memeriksa suhu tubuh seorang ibu sebelum mengantarkan anaknya mengikuti imunisasi di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Kamis (26/11/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Baru berusia muda Klinik Bayi Jenius, sejumlah komplain dari pasien pun banyak diterima Aini, seperti pasien menunggu lama padahal sudah dapat nomor antrean atau ada yang terlambat datang. Komplain yang masuk dijadikan evaluasi dan perbaikan dalam pelayanan. 

“Kami berusaha terus meningkat pelayanan. Hanya saja, saat pertama kali buka karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, kami sering dikomplain, tapi enggak apa-apa buat pembelajaran,” imbuh Aini sembari tertawa.

“Karena komplain berarti tanda ada hal yang perlu kita perbaiki dlam pelayanan. Saya kira enggak masalah. Setiap komplain yang masuk ke klinik, sebagai Manajer, Saya selalu menjadikan masukan, apalagi kami ini termasuk klinik baru. Komplain benat-benar kami lihat (perhatikan).”

Contoh komplain yang masuk, lanjut Aini, tatkala pasien datang tidak sesuai jam jadwal yang ditentukan. Ada sistem pasien daftar ulang ternyata pasien datang tidak sesuai jam. Kemudian pelayanan kepada pasien jadi mundur, sementara dia sudah peroleh nomor antrean.

“Hal seperti ini kan pasien enggak mau tahu ya, namanya kita sudah dapat antrean. Jadi, kami menyampaikan pengertiannya kepada pasien supaya mengerti,” lanjutnya.

Selain komplain, ada hal berkesan lain yang menyenangkan. Bahwa pasien yang datang ke Klinik Bayi Jenius datang dari lokasi yang cukup jauh. Bukan tanpa sebab, rupanya mereka adalah pasien dari sang suami.

“Sebelumnya, dokter Aristo praktik di berbagai tempat. Saya salut ada pasien yang ‘ngejar’ dokter Aristo dari tempat praktik lama, ke tempat praktik sekarang. Benar-benar luar biasa banget. Sampai ada yang datang dari jauh, misal, Limpung ke Semarang. Lalu ada beberapa pasein domisili enggak di Semarang, tapi niat ke sini. Saya sangat apresiasi sekali,” tutup Aini.


Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya