Dewan Keamanan PBB Dukung Gencatan Senjata Demi Vaksin COVID-19

Dewan Keamanan PBB mendukung ide Inggris untuk gencatan senjata di zona konflik demi distribusi vaksin COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Mar 2021, 18:24 WIB
Ilustrasi Yaman (AP)

Liputan6.com, New York - Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi gecatan senjata di zona konflik demi mendistribusi vaksin COVID-19. Resolusi ini digagas oleh Inggris

"Resolusi ini juga membangun dukungan untuk COVAX, di mana Inggris menyediakan lebih dari satu miliar dosis vaksin untuk kelompok masyarakat yang paling rentan di seluruh dunia - karena kita membutuhkan solusi global untuk pandemi global," ujar Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar Inggris di Indonesia, Senin (1/3/2021). 

Resolusi Dewan Keamanan PBB 2565 tentang gencatan senjata di zona konflik untuk memudahkan pengiriman vaksin telah disetujui dengan suara bulat. Resolusi itu turut disponsori oleh 112 negara, termasuk semua 15 anggota Dewan Keamanan.

Perwakilan Indonesia di PBB juga mendukung resolusi. "Solidaritas global adalah kunci untuk merespons pandemi COVID-19," demikian pernyataan Indonesia. 

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins bangga bahwa sejak awal pandemi, Inggris dan Indonesia telah bersatu untuk menyerukan respon multilateral terhadap virus Corona.

"Dengan resolusi ini, Inggris menetapkan target yang ambisius – memastikan mereka yang tinggal didaerah konflik memiliki akses ke vaksin COVID-19, dan langkah-langkah untuk mendukung hal itu -termasuk gencatan senjata dan kerja sama yang diperlukan untuk membuat visi ini menjadikenyataan – telah dilakukan," ujar Dubes Owen.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


20 Juta Lebih Warga Inggris Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Pertama

Pejalan kaki melintas di depan London Eye yang diterangi dengan cahaay biru untuk berterima kasih kepada National Health Service (NHS) di London, Kamis (7/1/2021). NHS merupakan sistem layanan kesehatan nasional yang menjadi ujung tombak Inggris dalam memerangi pandemi Covid-19. (Tolga Akmen / AFP)

Lebih dari 20 juta orang di seluruh Inggris telah menerima suntikan vaksin COVID-19 pertama mereka, berdasarkan data pada Minggu 28 Februari ketika negara itu membuat lebih banyak kemajuan dengan program vaksinasi tercepat di Eropa.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, pencapaian itu mewakili "pencapaian nasional yang sangat besar dan dia memberikan kesaksian kepada kesehatan negara, pekerja, relawan dan angkatan bersenjata, seperti mengutip Channel News Asia, Senin (1/3/2021).   

"Saya mendorong semua orang untuk mendapatkan suntikan saat dipanggil," kata Johnson. 

"Setiap pencapaian membuat perbedaan dalam pertempuran kami melawan COVID-19."

Inggris telah melaporkan korban tewas akibat COVID-19 tertinggi di Eropa - saat ini mencapai 122.849 - dan guncangan ekonomi terberat di antara negara-negara kaya besar, menurut ukuran utama data resmi.

Tetapi kecepatan peluncuran vaksinasi telah meningkatkan prospek pencabutan bertahap dari pembatasan penguncian saat ini antara sekarang dan akhir Juni.


Proses Vaksinasi di Inggris

Seorang pasien didorong di atas troli di luar Rumah Sakit Royal London saat lockdown nasional ketiga, London, Inggris, 12 Januari 2021. Lebih dari 81.000 orang di Inggris tewas akibat COVID-19. (AP Photo/Matt Dunham)

Data resmi menunjukkan total 20,09 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 dan hampir 800.000 telah menerima dosis kedua.

Pekan lalu, Inggris mengatakan lebih dari satu dari tiga orang dewasa telah menerima vaksinasi pertama mereka.

Inggris juga melaporkan pada Minggu (28/2), 6.035 kasus lebih lanjut dalam 24 jam sebelumnya, dan 144 kematian lagi dalam 28 hari setelah tes positif.

Angka terbaru berarti kasus selama tujuh hari terakhir turun 21,2 persen dibandingkan dengan periode tujuh hari sebelumnya dari 15 Februari hingga 21 Februari, dan kematian turun 33,5 persen. 


Infografis COVID-19:

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya