Liputan6.com, Jakarta - Investor kawakan, Warren Buffett mengaku telah melakukan kesalahan perhitungan saat akuisisi perusahaan suku cadang pesawat, Precision Castparts. Kesalahan itu mengakibatkan Berkshire Hathaway rugi hingga USD 11 miliar, atau Rp 156 triliun (kurs Rp 14.240).
"Saya membayar terlalu banyak untuk perusahaan. Kesalahan perhitungan saya dibongkar oleh perkembangan yang merugikan di seluruh industri dirgantara,” kata Warren Buffett, dilansir dari laman CNN, Selasa (2/3/2021).
Advertisement
Terlepas dari kerugian dan dampak pandemi secara umum, bisnis operasi perusahaan mencatatkan akhir yang solid hingga 2020. Perusahaan konglomerat AS itu membukukan laba bersih USD 35,8 miliar pada kuartal IV-2020, meningkat 23 persen. Laba operasional Berkshire naik hampir 14 persen di kuartal ini, menjadi USD 5 miliar.
Buffet diketahui bukanlah penggemar obligasi, bahkan meskipun terjadi kenaikan baru-baru ini. Dia lebih memilih untuk melakukan pembelian kembali (buyback) sahamnya. Perusahaan menghabiskan USD 24,7 miliar tahun lalu untuk buyback.
Di sisi lain, banyak yang akhirnya mempertanyakan, apakah keahlian Warren Buffett dalam investasi telah memudar. Sebab, saham Berkshire Hathaway hanya naik 11 persen selama setahun terakhir, dibandingkan dengan keuntungan hampir 23 persen untuk S&P 500.
Tidak hanya itu, perusahaan juga telah tertinggal di pasar yang lebih luas selama lima tahun terakhir, meskipun menjadi investor utama di Apple (AAPL).
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Cetak Rekor, Warren Buffett Buyback Saham Capai Rp 352,66 Triliun
Sebelumnya, saat pandemi COVID-19 mengguncar pasar saham selama 2020, perusahaan investasi Berkshire Hathaway milik Warren Buffett mencatat rekor untuk aksi pembelian kembali saham atau buyback. Aksi tersebut berlanjut hingga 2021.
Hal itu berdasarkan surat tahunan Buffett yang dirilis pada Sabtu pagi waktu setempat. Selama kuartal IV, perusahaan milik miliarder Warren Buffett ini membeli kembali saham sekitar USD 9 miliar atau sekitar Rp 128,50 triliun (asumsi kurs rupiah 14.277 per dolar AS).
Dengan demikian, total pembelian kembali saham sepanjang 2020 mencapai rekor USD 24,7 miliar atau sekitar Rp 352,66 triliun.
"Berkshire telah membeli kembali lebih banyak saham sejak akhir tahun, dan kemungkinan akan mengurangi jumlah sahamnya di masa mendatang," dikutip dari surat tahunan tersebut dilansir dari CNBC, Minggu (28/2/2021).
Selama kuartal III 2020, Berkshire Hathaway membeli kembali saham sebanyak USD 9 miliar, naik dari USD 5,1 miliar selama kuartal II. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan total pembelian kembali saham sebanyak USD 5 miliar pada 2019.
Warren Buffett menekankan kalau perusahaan hanya terlibat dalam program pembelian kembali saham jika yakin saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya.
"Kami sama sekali tidak berpikir kalau saham Berskhire harus dibeli kembali dengan harga berapa pun," tutur Buffett.
Ia menegaskan hal tersebut. Hal ini seiring CEO Amerika Serikat dinilai lebih banyak keluarkan dana untuk pembelian kembali saham ketika harga naik ketimbang turun. “Pendekatan kami justru sebaliknya,” tutur dia.
Pendapatan operasional Berskhire mencapai USD 5,02 miliar selama kuartal IV. Angka ini dari periode sama tahun sebelumnya USD 4,42 miliar.
Selama 2020, pendapatan operasional turun 9 persen menjadi USD 21,99 miliar karena pandemi COVID-19 memukul bisnis Berkshire.
Penghasilan bersih perusahaan yang merupakan investasi besar Berskhire di pasar saham melonjak 23 persen menjadi USD 35,83 miliar.
Akan tetapi, laba bersih turun 48 persen menjadi USD 42,52 miliar. Saham kelas AS Berskhire Hathaway mencapai level tertinggi baru sepanjang masa pada Kamis pekan ini setelah memantul 52 persen dari level terendah pada 23 Maret 2020. Pada 2021, saham Berkshire naik lima persen, ungguli keuntungan S&P 500 sebesar dua persen.
Perseroan masih memiliki dana kas besar meski catat rekor pembelian kembali saham pada 2020. Perseroan kantongi kas USD 138 miliar. Angka itu turun dari USD 145,7 miliar pada akhir kuartal III 2020.
Advertisement