Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 menjadi momentum bangkitnya investor domestik di pasar modal, utamanya ditopang dari investor ritel. Kebangkitan ini salah satunya dipicu oleh kebijakan pembatasan aktivitas di luar rumah usai ditemukannya kasus pertama covid-19 di Indonesia.
Hari ini, tepat satu tahun usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 di Indonesia. Saat itu, Jokowi menyebut ada dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka tertular dari warga negara Jepang yang sempat ke Indonesia pada Februari 2020.
Advertisement
"Setelah ditemukan ternyata orang yang terkena virus corona ini berhubungan dengan dua orang. Seorang ibu yang umurnya 64 dan putrinya yang berumur 31 tahun dicek oleh tim kita ternyata pada posisi yang sakit," kata Jokowi seperti dikutip, Selasa, 2 Maret 2021.
Kabar tersebut sontak mengundang kepanikan berbagai pihak, termasuk pelaku ekonomi. Lantaran, akibat pembatasan aktivitas di luar rumah menyebabkan kegiatan ekonomi ikut mandek.
Akibatnya, aliran kas perusahaan tersendat, sementara ongkos operasional masih terus jalan. Dalam situasi tersebut, banyak perusahaan yang melakukan rasionalisasi, termasuk pengurangan tenaga kerja.
Pengurangan tenaga kerja tersebut akhirnya berbuntut pada melemahnya daya beli masyarakat, otomatis permintan menurun. Perusahaan dan UMKM makin tak berkutik. Akhirnya, pemerintah menggulirkan berbagai insentif untuk memulihkan daya beli masyarakat agar roda perekonomian dapat kembali berputar.
Sejalan dengan perekonomian nasional yang merosot, pasar modal semula diprediksi turut mengalami tekanan hebat. Namun, yang terjadi sebaliknya, pasar modal justru mengalami penguatan.
"Akhir-akhir ini di seluruh dunia banyak masyarakat tertarik untuk investasi di pasar modal karena ruang konsumsinya belum pulih seperti semula. Jadi disposable income-nya bisa di pasar modal,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso.
Hingga akhir Desember 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan investor di Pasar Modal Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 56 persen mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID).
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jumlah Investor Pasar Modal 4,4 Juta
Kenaikan investor ini 4 kali lipat lebih tinggi sejak 4 tahun terakhir dari 894 ribu investor pada tahun 2016. Selain itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID. Kemudian, jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu.
Seiring dengan meningkatnya partisipasi investor ritel domestik, rekor transaksi perdagangan baru berhasil dicapai pada 2020, yaitu frekuensi transaksi harian saham tertinggi pada 22 Desember 2020 sebanyak 1.697.537 transaksi.
Hingga 16 Februari 2021, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mencatat total investor di pasar modal telah mencapai 4,4 juta investor.
Angka tersebut mengalami kenaikan masing-masing sebesar 18 persen untuk investor saham dan 13 persen untuk investor pasar modal hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan pertama di 2021.
“Hal ini menunjukan bagaimana optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi nasional sudah mulai terbentuk. Ditandai dengan meningkatnya aktivitas investasi di pasar modal. Bahkan di masa kita masih dalam pandemi,” ujar Hasan.
Advertisement