Demo Tolak Kudeta di Myanmar Masih Berlangsung, Jurnalis Ditangkap Militer

Di tengah demonstrasi yang menolak kudeta di Myanmar, seorang jurnalis ditangkap oleh junta militer.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Mar 2021, 14:54 WIB
Para pengunjuk rasa, seperti yang terlihat melalui jendela, mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon 28/2/2021). Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. (AFP/ Ye Aung Thu)

Liputan6.com, Yangon- Seorang jurnalis Myanmar digrebek di rumahnya dan ditahan oleh militer. Militer Myanmar telah meningkatkan penggunaan kekerasan setelah berusaha meredakan aksi-aksi protes yang menuntut diakhirinya kudeta. 

Polisi juga mengeluarkan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan massa. Para jurnalis kini berisiko mendapat penangkapan oleh polisi dan tentara, karena berusaha mengabadikan suasana demonstrasi.

Diketahui, sejumlah jurnalis telah ditangkap di Myanmar dalam beberapa hari terakhir, termasuk seorang fotografer Associated Press di Yangon.

Pada Senin 1 Maret malam, seorang reporter Suara Demokratik Burma (DVB) menyiarkan secara langsung serangan di gedung apartemennya di wilayah kota Myeik di mana ia meminta  bantuan dari penontonnya. Beberapa jam kemudian, di Twitter, DVB mengatakan bahwa reporter Kaung Myat Hlaing telah ditangkap di kediamannya oleh pasukan keamanan.

"DVB tidak tahu ke mana dia dibawa, dan otoritas militer mana yang membawanya," kata DVB dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (2/3/2021).

Ditambahkannya juga bahwa Kaung Myat Naing melaporkan terkait tindakan kekerasan militer pada akhir pekan lalu di Myeik, serta demonstrasi yang berlangsung pada Senin 1 Maret.

Suara ledakan keras juga kerap terdengar, selama siaran langsung yang dilakukan Kaung Myat Naing.

"Jika Anda menembak seperti ini, bagaimana saya akan turun?" dia berteriak pada pasukan keamanan di luar.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Sekilas Mengenai DVB

Pengunjuk rasa antikudeta berkumpul di persimpangan dekat Pagoda Sule di pusat kota Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Seorang mahasiswa bernama Kyaw Kyaw (23), mengaku khawatir dengan langkah pemerintah terhadap demo, tetapi dia juga marah atas apa yang terjadi. (AP Photo)

DVB, yang merupakan sebuah kantor terkenal di Myanmar, memulai sebagai media asing di masa junta sebelumnya. 

Kantor berita itu diketahui kerap menyiarkan laporan tanpa sensor di TV dan radio.

DVB pindah ke Myanmar pada tahun berikutnya, setelah diktator militer sebelumnya melonggarkan cengkeramannya pada 2011.

Mereka pun menuntut militer membebaskan Kaung Myat Naing, serta para jurnalis lainnya yang ditahan sejak kudeta pada 1 Februari lalu.

"Mereka semua melakukan pekerjaan profesional mereka sebagai jurnalis," kata DVB.


Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya