Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh pada 3 Maret 2021, Pengurus Pusat Perhimpunan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) melakukan survei terkait masalah gangguan pendengaran.
Survei yang dilakukan secara daring tersebut menunjukkan, dari 2.410 responden, 1.603 di antaranya memiliki pengetahuan yang kurang terkait masalah gangguan pendengaran.
Advertisement
Responden dengan pengetahuan yang baik tentang masalah gangguan pendengaran hanya ada 108 orang dan responden dengan tingkat pengetahuan sedang ada 699 orang.
Data ini disampaikan Prof. Dr. dr. Jenny Bashiruddin, Sp. THT-KL(K) dari PERHATI-KL. Menurutnya, selain tingkat pengetahuan unsur sikap pun disurvei. Hasilnya, 989 orang memiliki sikap baik terhadap kesehatan pendengaran, 1.175 bersikap sedang, dan 426 orang bersikap kurang baik.
“Dari sumber pengetahuan tentang gangguan pendengaran, orang yang mendapatkannya dari media cetak atau elektronik ada 1.014 orang,” kata Jenny dalam seminar daring Kementerian Kesehatan, Selasa (2/3/2021).
Sedangkan dari sumber lainnya sebagai berikut:
-Media sosial 460 orang.
-Orangtua/guru/ teman 210 orang.
-Tenaga kesehatan 526 orang.
-Ada pula yang tidak tahu sama sekali sebanyak 200 orang.
Dilihat dari tingkat perilaku, 224 responden berperilaku baik terhadap kesehatan pendengaran, 1.778 orang berperilaku sedang, dan 408 berperilaku kurang baik.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Simak Video Berikut Ini
Kesehatan Telinga dan Pendengaran di Masa Pandemi COVID-19
Usai memaparkan hasil survei, Jenny juga menyinggung terkait kesehatan telinga dan pendengaran di masa pandemi COVID-19. Menurutnya, di masa pandemi ini terjadi peningkatan kasus gangguan pendengaran.
“Kita juga mengalami beberapa kasus yang menderita COVID-19 ternyata pendengarannya menurun. Bahkan, ada juga orang yang sudah divaksinasi kemudian mengalami gangguan pendengaran, tapi karena segera ke dokter, pendengarannya kembali lagi.”
Masalah-masalah gangguan pendengaran yang dialami selama pandemi menurut Jenny adalah infeksi telinga luar, tengah, dan dalam. Ada pula komplikasi telinga, gangguan pendengaran kongenital, gangguan pendengaran pada usia lanjut, tuli mendadak, dan sumbatan kotoran telinga.
“Ini adalah hal-hal yang memang banyak kita jumpai. Mulai dari bayi baru lahir dengan masalah kongenital, usia sekolah banyak infeksi telinga tengah, kemudian usia kerja gangguan pendengaran akibat bising, dan usia lanjut itu gangguan pendengaran karena faktor usia,” tutupnya.
Advertisement