Liputan6.com, Palangkaraya - Suatu hari praktisi bisnis sekaligus akademisi Rhenald Kasali pernah berujar, jika keberadaan perpustakaan tetap diminati masyarakat, maka paradigma perpustakaan harus berubah. 'Management Collection' adalah cara kerja perpustakaan di abad ke-18. Management Knowledge bagian dari teori perpustakaan yang tumbuh pesat pada abad ke-19. Di abad ke-21, semua jenis perpustakaan harus memiliki pola pikir Transfer Knowledge.
Memasuki era persaingan global, setiap negara berlomba-lomba mempersiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing. Kekuatan daya saing suatu negara sangat bergantung pada masyarakat yang berbasis pengetahuan. Perpustakaan mengambil peran sebagai instrumen dinamis pendidikan yang mengelola informasi, pengetahuan, belajar sepanjang hayat (long life learning). Perpustakaan menjadi media yang pas untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Transfer Knowledge merupakan sebuah konsep berbagi informasi. Proses belajar berdasarkan pengalaman.
Advertisement
"Perpustakaan yang menerapkan konsep transfer knowledge akan terus ada," ujar Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando pada kesempatan Sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Perpustakaan Nasional RI di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa, (2/3/2021).
Proses transfer knowledge merupakan keharusan bagi institusi perpustakaan di era global karena menyertakan literasi informasi didalamnya. Melalui literasi, siapapun bisa berpikir kritis mencerna informasi. Kemampuan literasi mutlak dibutuhkan agar bisa bertahan dan besaing di era global.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Tengah Fakrizal Fikri mengatakan, pihaknya akan selalu berkomitmen mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya lewat aktivitas membaca dan literasi. Sekda lantas menambahkan bahwa mengatakan sumber daya manusia yang cerdas dan inovatif dibutuhkan untuk mendukung visi misi pembangunan manusia di Kalteng.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran seperti disampaikan Sekda meminta, para kepala daerah membuat peraturan daerah (bupati/wali kota) tentang dukungan penguatan literasi, melakukan sinergi serta inovasi terkait transformasi layanan perpustakaan di seluruh desa/kelurahan.
"Para bupati dan wali kota diminta pro aktif," kata Sekda Fahrizal Fikri meneruskan pesan dari Gubernur Kalteng.
Bahkan, Sekda mengaku senang atas niat baik Perpustakaan Nasional yang segera menggelontorkan sejumlah buku-buku pertanian atau budi daya cocok tanam terkait penunjukkan provinsi Kalteng sebagai lumbung pangan (Food Estate) oleh Presiden Joko Widodo.
"Lewat dukungan ini, Pemprov berharap para petani di Kalteng nantinya mampu menjelma menjadi petani milenial yang adaptif dengan teknologi atau kemajuan di bidang pertanian," tambah Sekda.
Kegiatan PILM selain menghadirkan nara sumber Kepala Perpusnas dan Sekda Kalteng juga mengetengahkan pembicara lain Wakil Ketua Komite III DPD RI Muhammad Rakhman, Rektor IAIN Palangka Raya Khairil Anwar, dan Bunda Literasi Provinsi Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Azhari Sabran.
Di sela kegiatan PILM, Kepala Perpusnas juga berkesempatan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan 11 perguruan tinggi di wilayah Kalteng dan menyerahkan stimulan mobil perpustakaan keliling kepada Sekda Fahrizal.
Adapun ke-11 perguruan tinggi, antara lain Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya, STMIK Palangkaraya, Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangkaraya, Poltekkes Palangkaraya, Institut Agama Kristen Negeri Palangkaraya, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Universitas Palangkaraya, Universitas PGRI Palangkaraya, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangkaraya, dan STIE YBPK Palangkaraya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.