Setahun Corona di Indonesia, Investor Ritel Meningkat di Pasar Modal

Pada 2 Maret 2021, tepat setahun Corona di Indonesia setelah pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mar 2021, 16:05 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengumumkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia setahun lalu tepatnya pada 2 Maret 2020. Lalu bagaimana dampaknya ke pasar modal di Indonesia?

Setahun berlalu, total kasus konfirmasi COVID-19 menjadi 1.341.314 orang pada 1 Maret 2021 di Indonesia. Kemudian kasus COVID-19 mencapai 1.151.915 orang. Di sisi lain, kasus COVID-19 dinyatakan meninggal dunia mencapai 36.325 kasus.

Pandemi COVID-19 berdampak dua sisi baik negatif dan positif terutama di pasar modal Indonesia. Salah satu hal positif seiring bertambahnya investor di pasar modal. Bahkan tambahan investor pasar modal disumbangkan dari investor ritel.

Pada 2020, investor pasar modal meningkat 56 persen dari 2,4 juta pada awal 2020 menjadi 3,88 juta pada akhir 2020.

Ada tambahan SID baru di pasar modal dari 864.982 pada 2019 menjadi 1.396.399 SID pada 2020. Jumlah investor pasar modal Indonesia kini mencapai 4,1 juta.

"Kita perhatikan betul sekarang investor ritel sumber pertumbuhan di pasar modal kita, dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan," kata Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi, ditulis Jumat, 5 Februari 2021.

Pada investor saham ada pertumbuhan 134 persen. Ditunjukkan penambahan SID baru saham dari 252.370 pada 2019 menjadi 590.658 SID pada 2020, dan ini tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Dengan demikian SID saham pada akhir 2020 menjadi 1,65 juta.Adapun investor domestik ritel pada 2020 itu antara lain investor berusia 18-25 mencapai 518.256, usia 26-30 mencapai 302.756, usia 31-40 mencapai 382.985, dan usia 41-100 mencapai 446.385.

"Fenomena sumber pertumbuhan di pasar modal transaksi di bursa investor yang berusia muda dan kelompok milenial dan generasi Z. Berkah di pembatasan pandemi COVID-19," kata dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Transaksi Harian Meningkat dari Investor Ritel

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, aktivitas transaksi harian saham juga meningkat dari investor domestik terutama investor ritel.  Berdasarkan data BEI, rata-rata transaksi harian (RNTH) mencapai Rp 9,21 triliun.

Dari data tersebut, 48,4 persen dikontribusikan dari aktivitas transaksi harian saham investor domestik ritel, 20,5 persen oleh investor domestik institusi, dan 31,1 persen oleh investor asing.

"Kalau kita perhatikan investor domestik bahkan tahun lalu mencatat 70 persen domestik porsi transaksi harian dari investor asing," ujar Hasan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya