Lebih Cepat dari PCR, GeNose C19 Juga Diklaim Punya Tingkat Presisi 93%

Saat ini GeNose telah dipakai di sejumlah stasiun kereta api sebagai alat screening bagi calon penumpang.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2021, 16:26 WIB
GeNose C19. (Dok Kementerian Perhubungan)

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran alat pengendus napas buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19 diklaim mampu mendeteksi Covid-19 lebih mudah, murah dan cepat. GeNose dinilai mampu menjadi mitigasi pandemi Covid-19.

Diakui oleh Project Leader GeNose PT Sigma Andalan Nusa, dr. Mochamad Isnaini, M.Kes, GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose dianggap mampu mengetahui seseorang terpapar Covid-19 dengan tingkat presisi hampir 93%.

"Masyarakat mau yang aman cepat dan akurat, tanpa harus dicolok hidungnya. GeNose akan menjawab kesalahan yang terjadi selama ini. Rapid test berlaku 14 hari, sedangkan dengan GeNose hanya 2 hari saja," ujar dr. Mochamad Isnaini kepada wartawan di Yogyakarta.

Dia menambahkan, PT Sigma Andalan Nusa, perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, klinik dan laboratorium, menjadi salah satu distributor resmi yang ditunjuk UGM untuk memasarkan alat deteksi Covid-19 ini ke seluruh Indonesia.

GeNose C19 tercatat telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Nomor Kemenkes RI AKD 20401022883. Serta dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Brain), hingga mendapatkan ijin edar dari Dirjen Farmasi dan Kesehatan.

"Sayangnya petunjuk teknis dari Dirjen Yankes (Pelayanan Kesehatan) belum turun. Sebagaimana juknis yang dikeluarkan pada Rapid Test dan PCR," kata Mochamad Isnaini.

Saat ini GeNose telah dipakai di sejumlah stasiun kereta api sebagai alat screening bagi calon penumpang yang memilih alternatif selain rapid swab antigen. Hal itu juga secara tidak langsung sebagai pengakuan dari Kementerian Perhubungan yang dikomandoi Budi Karya Sumadi.

"Ada tanggapan positif dari Menhub Budi Karya Sumadi. Buktinya untuk angkutan Udara GeNose akan digunakan mulai 1 April di seluruh Bandara di Indonesia. Menyusul penggunaan GeNose di banyak stasiun kereta saat ini. Ke depan alat ini akan dipakai lebih luas lagi seperti pelabuhan, penyeberangan, hotel, sekolah-sekolah, industri, perkantoran, hingga permukiman di desa-desa," ujar Mochamad Isnaini.

Harapannya masyarakat dapat kembali beraktivitas tanpa perlu merasa cemas. Karena mitigasi Covid-19 terpetakan. Selain itu, alat yang digunakan murah dan cepat.

"Alat ini sekaligus menjawab kesalahan-kesalahan yang terjadi hari ini. Yaitu dampak OTG yang banyak berkeliaran tapi tidak terdata. Karena GeNose alat canggih yang bisa dioperasikan dengan mudah, bahkan dioperasikan di desa-desa," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


2021 Unit GeNose Didistribusikan

Project Leader GeNose C19 PT Sigma Andalan Nusa, dr. Mochamad Isnaini, M.Kes. (Ist)

Sebelumnya, GeNose C19 telah resmi didistribusikan. Genose yang merupakan buah karya Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi diluncurkan kepada khalayak luas pada 1 Maret 2021 di Yogyakarta.

Pendistribusian GeNose C19 ini diberikan sebanyak 2021 unit. GeNose C19, dianggap lebih ringkas dan mudah ketimbang alat pendeteksi Covid-19 lainnya. Pasalnya, untuk mendeteksi adanya virus Covid-19 dalam tubuh seseorang bisa dilakukan hanya dengan menghembuskan napas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya