Menko Luhut Sindir Pejabat Negara Ogah Gunakan Produk Dalam Negeri

Menko Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masih banyak pejabat negara yang enggan menggunakan produk-produk buatan Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2021, 10:16 WIB
Menko Kemaritiman ‎Luhut Binsar Pandjaitan memberi pemaparan dalam Rakorbidnas III Kemaritiman PDIP, Jakarta, Minggu (8/4). Program ini fokus pada pengembangan Industri Maritim Terintegrasi Gotong Royong (IMT GR). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masih banyak pejabat negara yang enggan menggunakan produk-produk dalam negeri.

Hal ini tentunya tidak sejalan dengan kampanye Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk mendukung pelaku UMKM.

"Tapi masih banyak pejabat-pejabat kita yang mengabaikan aturan yang sudah ada, harus menggunakan produk-produk dalam negeri," ungkap Luhut dalam Pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) Sesi I bertema Eksotisme Lombok secara virtual, Jakarta, Rabu (3/3/2021).

Padahal sejak tahun lalu, pemerintah telah meminta para pejabat publik untuk membeli produk buatan dalam negeri. Apalagi produk UMKM sudah banyak yang sudah masuk dalam Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah (LKPP).

"Sepanjang itu dibuat di dalam negeri dan itu sudah masuk dalam program LKPP," kata Luhut.

Luhut melanjutkan Indonesia merupakan negara yang kaya dan hebat. bahkan belanja barang dan belanja modal mencapai Rp 1.200 triliun.

"Kita terkadang tidak melihat Indonesia itu sangat kaya, sangat hebat. Kita memiliki belanja barang, belanja modal mungkin lebih dari Rp 1.200 triliun," kata dia.

Kata Luhut, bila setengah dari anggaran tersebut digunakan untuk membeli produk dari UMKM, maka akan tercipta jutaan lapangan pekerjaan.

"Kalau angka ini setengahnya saja kita belikan produk-produk dalam negeri, itu sudah membuat jutaan lapangan kerja dan kehebatan kita," kata Luhut.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengusung Tema Eksotisme Lombok, KKI 2021 Ajak Masyarakat Cinta Produk Lokal

Mengusung Tema Eksotisme Lombok, KKI 2021 Ajak Masyarakat Cinta Produk Lokal

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu unsur untuk menggerakan ekonomi nasional selama pandemi. Melihat hal itu, Bank Indonesia (BI) menggelar acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 dengan tema "Eksotisme Lombok" yang akan berlangsung pada 3 - 31 Maret 2021.

Agenda utama dalam acara ini adalah showcase produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Acara ini akan menampilkan produk UMKM unggulan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan seluruh Nusantara.

Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Nasional (GERNAS BBI) kali ini akan mengangkat tema Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang menekankan pada 3 pilar kebijakan yakni Korporatisasi,  Kapasitas dan Pembiayaan. Masyarakat bisa berpartisipasi dengan ikut dalam acara tersebut. Klik www.karyakreatifindonesia.co.id

Dukungan BCA

Melihat hal itu, Bank Central Asia (BCA) mendukung acara KKI 2021 dengan mendorong perkembangan UMKM melalui berbagai aktivitas.

Mulai dari menyediakan media promosi berupa billboard di beberapa area strategis, publikasi melalui liputan TV Nasional, serta media elektronik  lainnya, hingga promosi produk lokal di beberapa marketplace Indonesia. 

Selain itu, BCA juga memberikan kesempatan kepada 20 UMKM NTB unggulan untuk bergabung dengan  program Bangga Lokal. Tak lupa, BCA juga memberikan pelatihan dan pendampingan melalui webinar untuk UMKM yang berada di area Lombok.  

Dukungan BCA untuk Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, juga akan terus dilakukan melalui program Bangga Lokal dengan melakukan kurasi brand dan produk UMKM untuk meningkatkan eksposur dan penjualan produk lokal. 

Perlu diketahui, program Bangga Lokal yang telah berjalan sejak November 2020 telah menaungi lebih dari 200 brand lokal Indonesia. Program Bangga Lokal ini pun akan terus berlanjut dengan membawa lebih banyak brand-brand lokal baru lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya