Langkah Kuda Bupati Sumba Timur Memacu Program 100 Hari

Sumba Timur memiliki banyak potensi dari wisata, pertanian, sampai peternakan. Bupati terpilih Kristofel Praing langsung tancap gas.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 18 Mar 2021, 13:29 WIB
Hamparan luas perbukitan terlihat dari Jendela Pesawat ATR sebelum mendarat di Banda Udara Umbu Mehang Kunda, Sumba Timur, NTT pada 14 Desember 2018. Pulau Sumba Timur memiliki topografi alam yang indah dan kaya akan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka

Di mana matahari bagai bola api, cuaca kering dan ternak melenguh

Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda

Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh.

(Beri Daku Sumba, Taufik Ismail)

 

Bupati Sumba Timur, Kristofel Praing, baru menjabat dalam hitungan hari. Tak mau berlama-lama dia langsung berpacu tancap gas menggeber program pembangunan dan penyelesaian masalah di wilayahnya.

Bupati langsung mencanangkan program 100 hari dengan tiga agenda pokok: konsolidasi birokrasi, penanganan Covid-19, kebersihan dan keasrian kota. Konsolidasi birokrasi menjadi prioritas demi kelancaran pelayanan publik dan pelaksanaan program-program selanjutnya.

Kristofel mengatakan, birokrasi adalah personalisasi dari pemerintah. Kalau bicara mengenai negara, kita bicara pemerintah, kita bicara soal birokrasi.

"Kalau birokrasinya melempem, melempem juga ini negaranya, pemerintahnya. Makanya saya memulai dengan birokrasi," katanya dalam wawancara dengan Merdeka.com.

Agenda prioritas selanjutnya dalam Program 100 Hari adalah penanganan Covid-9 di Sumba Timur. Untuk itu, kata Kristofel, pihaknya akan menjalankan program yang terukur dengan tahapan sesuai instruksi dari pemerintah pusat.

"Kita terapkan dengan benar dengan pendekatan lokal Sumba. Termasuk stimulus-stimulus untuk masyarakat," ujarnya.

Penanganan Covid-19 ini mencakup program pencegahan penyebaran juga program peningkatan ekonomi pasca-pandemi. Pada hari pertama menjabat, Kristofel langsung mengunjungi posko Covid-19 untuk memastikan semuanya berjalan baik, semua siap melaksanakan tugasnya masing-masing.

Dengan data akurat, selanjutnya Pemerintah Sumba Timur bisa memastikan langkah penanganan termasuk bagaimana cara yang efektif.

Dia menjelaskan saat ini ada satu rumah sakit rujukan di Sumba Timur. Fasilitasnya sudah lengkap untuk secara keseluruhan, minimal standarnya terpenuhi seperti ada ventilator dan kesiapan dokter yang menangani ada.

Untuk vaksinasi saat ini masih menunggu lagi dari pemerintah pusat. Sejauh ini vaksinasi sudah dilakukan untuk tenaga kesehatan.

Terkait penanganan ekonomi saat pandemi ini, Kristofel mengaku pemerintah menghadapi tantangan berat. Di satu sisi harus menerapkan prokes yang ketat, di sisi lain ekonomi tetap harus berjalan.

"Secara bertahap kita lakukan pembatasan kegiatan masyarakat itu, untuk aktivitas masyarakat masih bisa beraktivitas. Ada pelonggaran pada sebagian, tapi pada saat yang sama kita perketat prokesnya, misalnya di pasar," jelasnya.

Kemudian agenda ketiga program 100 hari adalah kebersihan dan keasrian daerah. Bupati pun mengusulkan ke pemerintah pusat untuk mewujudkan Kota Waingapu kota bintang yang bersih indah, tertib, dan menyenangkan.

Tak sebatas usulan, kata dia, pihaknya juga mengupayakan secara mandiri. Salah satu contohnya, di setiap kantr dinas di Sumba Timur, nantinya tiap pegawai harus menanam satu pohon.

"Jadi kalau di Pemda ini misalnya ada 400 orang harus tanam pohon 400. Pohon harus hidup nanti kita akan nilai," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini


Sumba Terlalu Indah

Mutia Ayu saat menikmati keindahan Sumba Timur (Dok.Instagram@mutia_ayuu/https://www.instagram.com/p/B3V0NRbn4gD/Komarudin)

Langkah-langkah 100 hari itu akan sangat mendukung potensi besar Sumba sebagai daerah tujuan wisata. Terkait soal wisata, Kristofel mengatakan bahwa hal pertama yang harus disadari adalah bahwa Sumba ini berkat yang diberikan Tuhan yang diakui dunia internasional.

Kalau orang luar mengakui Sumba ini pulau indah, kata dia, maka kita harus berbenah diri pemerintahnya berbenah, pada level kecamatan, kabupaten, desa, sampai masyarakatnya berbenah.

"Istri saya ini kan orang Batak. Pertama saya bawa dia ke sini, dia katakan belum pernah melihat pulau seperti ini saya berkeliling dari Aceh, di Kalimantan, Sulawesi katanya ini pulau terlalu indah," ujarnya.

Masalahnya, karena sudah terbiasa, maka warga setempat kurang menyadari keindahannya. Kristofel menandaskan, keindahan ini lah yang sangat potensial menjadi daya tarik wisatawan.

Untuk program wisata, lanjut Kristofel, di masa pandemi saat ini tidak ada pilihan lain untuk meyakinkan orang di luar sana bahwa Sumba masih aman untuk dikunjungi. Langah pertama bupati adalah koordinasi dinas-dinas terkait.

"Misalkan ke Dinas Pariwisata, saya akan tanya kepala dinasnya, pariwisata itu seperti apa? Apa yang kau kerjakan? Kalau masuk akal kita lanjut. Kalau tidak kita pertimbangkan mungkin ada orang yang lebih baik lagi," katanya.

Untuk mendatangkan wisatawan juga perlu didukung bandara yang bagus. Kristofel mengatakan hal itu wewenang pemerintah pusat. Namun dia mengaku mulai akan menjajaki kesiapan lahan jika suatu saat akan dibangun pemerintah pusat.

 


Dari Sapi Ongole Sampai Kuda Sandelwood

Pulau Sumba memiliki keindahan padang savana yang menakjubkan dan menjadi habitat asli bagi sekawanan kuda Sandelwood.

Bupati Kristofel mengatakan potensi Sumba bukan hanya wisata. Salah satunya sektor pertanian. Di Sumba, 80 persen masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Karena itu kebijakan pemerintah juga akan berfokus ke sektor pertanian dan sektor terkait yakni peternakan.

Masalah utama di sektor itu adalah ketersediaan air. Setahun hanya 3 sampai 4 bulan saja ada ketercukupan pasokan air. Jika pasokan air tercukupi, maka lahan-lahan kering bisa lebih produktif.

"Saya sudah bicara ke pemerintah pusat tolong kami dibantu atas permasalahan ini air untuk dikirimkan air. Karena kalau kehidupan tidak air, tidak bisa. Jadi harus ada airnya," ucapnya.

Selain pertanian, sektor strategis lain di Sumba Timur adalah peternakan. Bupati mengatakan, yYang pertama harus memastikan populasinya, khusunya sapi. Pusat pengembangan sapi ongole ada di Sumba. Kalau kuda, kuda sandelwood asli ada di sini.

"Untuk sapi ongole dan kuda asli itu harus kita pertahankan sebagai ciri khas," katanya.

Bupati mencoba meyakinkan pemerintah pusat, provinsi, agar Sumba mendapat perlakuan khusus untuk peternakan ini. Saat ini populasi potensi ternak itu agak menurun.

Selain pertanian dan perikanan, Sumba Timur juga memiliki potensi sektor perikanan. Dengan akses yang ada, sektor ini bisa terkelola dengan baik.

"Terus terang saja kalau hanya bergantung pada sektor pemerintah kabupaten saja itu cukup sulit. Harus bergantung sektor investor, swasta dalam dunia usaha, masyarakat sipil," kata bupati.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya