Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia telah memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan vaksin yang dibuat perusahaan Inggris AstraZeneca dan China Sinovac. Keputusan itu diambil hanya beberapa hari setelah Malaysia meluncurkan program inokulasi COVID-19 secara nasional.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (3/3/2021), Malaysia memulai kampanye vaksinasi pada 24 Februari menggunakan vaksin yang dikembangkan produsen obat AS Pfizer dan mitra Jerman BioNTech.
Baca Juga
Advertisement
Upaya ini dilakukan saat Negeri Jiran mencoba mengendalikan lonjakan infeksi dan membantu menghidupkan kembali ekonomi yang mencatat kemerosotan terburuk dalam lebih dari dua dekade tahun lalu.
Dengan persetujuan bersyarat ini, berarti Malaysia akan menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Astrazeneca dan Sinovac, tetapi kedua perusahaan--bersama dengan Pfizer--akan diminta untuk memberikan data tambahan tentang pengiriman bergulir guna memastikan efektivitas dan keamanan vaksin.
Otoritas kesehatan juga mengevaluasi vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Gamaleya Research Institute Rusia, kata direktur jenderal kesehatan Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Target Vaksinasi Malaysia
Sinovac menandatangani kesepakatan dengan Pharmaniaga Malaysia, yang akan melakukan proses pengisian dan penyelesaian untuk distribusi vaksin di Malaysia, sebelum kemudian memproduksinya secara lokal.
Malaysia memiliki target vaksinasi setidaknya 80 persen dari populasi--sekitar 32 juta pada Februari tahun depan.
Bulan lalu, pemerintah mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan 66,7 juta dosis vaksin, cukup untuk menutupi lebih dari populasinya.
Advertisement