Liputan6.com, Los Angeles - Beberapa hari sebelum wawancara Meghan Markle dengan Oprah Winfrey mengudara, ia mendapat tuduhan macam-macam dari kampung halaman sang suami. Dilansir dari People, pada Selasa (2/3/2021) kemarin The Times Inggris mewartakan bahwa Meghan Markle menghadapi komplain atas bullying.
Tuduhan ini dilayangkan oleh salah satu mantan staf dari istri Pangeran Harry ini, saat ia menunaikan tugas sebagai bangsawan Inggris di Istana Kensington.
Baca Juga
Advertisement
Perwakilan Meghan Markle melawan tuduhan ini. "Sang Duchess merasa sedih atas tuduh terkini atas karakternya, terutama karena ia sendiri adalah seseorang yang menjadi target perundungan dan berkomitmen untuk mendukung mereka yang mengalami rasa sakit dan trauma," begitu pernyataan pihak artis Hollywood tersebut.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Bertekad Memberi Contoh
"Ia tetap teguh dalam melanjutkan pekerjaannya dalam membangun kebaikan di seluruh dunia dan tetap bertekad memberikan contoh untuk melakukan apa yang benar dan baik," begitu isi pernyataan tersebut.
Advertisement
Mantan Sekretaris
People menyebutkan bahwa dalam artikel The Times, tuduhan terhadap Meghan Markle ini dilayangkan oleh Jason Knauf, mantan sekretaris komunikasi Meghan Markle dan Pangeran Harry, pada Oktober 2018. Ia mengklaim bahwa Meghan menyingkirkan dua asisten pribadi dan menghancurkan rasa percaya diri seorang staf lain.
The Times menyebut Knauf memasukkan komplain ini untuk melindungi staf istana yang disebut-sebut telah dirundung Meghan, bahkan kadang sampai menangis.
Pangeran Harry Diklaim Turun Tangan
Dalam laporan The Times, Pangeran Harry diklaim sempat meminta agar masalah ini tak diadukan ke bagian HR. Pengacara Meghan dan Harry, membantah pertemuan soal ini pernah terjadi.
Knauf juga disebut mengirim email terkait hal ini ke Simon Case, yang kala itu menjabat sebagai sekretaris pribadi Pangeran William.
Advertisement
Kampanye Hitam
Kepada The Times, juru bicara Meghan Markle dan Pangeran Garry menyayangkan munculnya tuduhan ini. "Sebut saja apa adanya - ini adalah kampanye hitam yang telah diperhitungkan, berdasarkan misinformasi dan hal yang salah. Kami kecewa melihat fitnah terhadap sosok Duchess of Sussex diberi kredibilitas oleh media," kata pihak pasangan ini.