Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid -19 masih merebak. Minimnya wawasan, empati, hadirnya informasi hoaks tentang virus corona berdampak pada kasus yang terus meningkat. Sebagai bentuk kepedulian untuk membuka pola pikir masyarakat dari sisi biologis dan kesadaran psikologis, Wilayah Fransiskus Asisi dari Paroki Harapan Indah Bekasi menggelar Webinar bertajuk “Serba- serbi Covid-19”
Kegiatan ini diinisiasi oleh para penggiat edukasi di Wilayah Fransiskus Assisi yaitu Anna Windyartini, Yohanes Sigit Guntoro, Anastasia Eko Purwandari, Anastasia Ayu, Bernadetta Wulan, Agustinus Septian, Veronica Sutini, Maria Fransisca dan Anastasia Rini Pujowati. Acara ini digelar pada 28 Februari 2021 lalu.
Advertisement
Koordinator Wilayah Fransisus Assisi – Thomas Diman – membuka sambutannya dengan menegaskan pentingnya menciptakan dunia yang lebih sehat dalam komunitas terkecil di lingkungan masyarakat.
“Webinar ini juga sebagai perwujudan permenungan Tahun Refleksi Keuskupan Agung Jakarta yang mengajak kita semua semakin mengasihi, semakin terlibat dan menjadi berkat”, ungkapnya.
Pentingnya memahami bahaya penularan Covid-19
Romo Paroki Harapan Indah, Romo Yustinus Kesaryanto menyambut positif 65 peserta webinar. Romo berpesan untuk menularkan gagasan kegiatan webinar ini ke masyarakat luas, sehingga pembinaan kesadaran hidup sehat meluas tak hanya di kalangan paroki.
Turut hadir sebagai narasumber, dr. Henricus Eko Budi Santosa, M.M yang sangat peduli dalam edukasi kesehatan sebagai panggilan hidupnya sejak tahun 1999. Dokter kelahiran Purbalingga ini mengajak masyarakat memahami bahaya penularan virus corona.
“Kita harus pakai masker medis dengan tepat. Kalau jenis masker tepat tapi cara pakainya salah, percuma gaes,” jelasnya. Dokter Budi menegaskan agar masyarakat cerdas mencari sumber informasi agar tidak terjebak hoaks. Dr Budi pun siap meluangkan waktu menjadi konsultan kesehatan bagi seluruh peserta.
Advertisement
Masyarakat hendaknya lebih berempati pada kesehatan komunitas
Di masa pandemi ini, selain minimnya wawasan, ada juga sekelompok masyarakat yang tahu bahwa virus Covid-19 berbahaya, namun tidak mematuhi protokol kesehatan karena dirinya sendiri dan keluarga belum terkena dampak negatif dari virus. Hal ini dikenal sebagai disonansi kognitif dalam psikologi sosial.
Anastasia Rini, ketua panitia kegiatan webinar mengungkapkan bahwa webinar ini bertujuan agar masyarakat lebih berempati pada kesehatan komunitas.
“Tidak hanya kesehatan diri sendiri. Jika keluarga, saya belum kena, nggak papa. Bukan begitu mestinya” ujar Rini. Menurut Rini, seseorang wajib memupuk kesadaran tentang bahaya virus corona, cara memproteksi diri dengan benar mulai dari diri sendiri, keluarga, dan mengajak lingkungan sekitar turut peduli.
Harapan akan pemahaman masyarakat akan meningkat
Panitia Webinar Wilayah Fransiskus Assisi Paroki Harapan Indah juga sukses menghimpun potensi usaha umat di sekitar tempat tinggal mereka di Perumahan Pondok Ungu Bekasi.
Sekitar enam usaha yang terlibat, yaitu bidang kesehatan, makanan sehat, salon kecantikan dan otomotif. Kerjasama ini adalah bentuk nyata solidaritas dalam masyarakat.
“Kami bersyukur sebagian warga masyarakat yang memberi donasi, dapat diteruskan panitia bagi mereka yang sangat terdampak karena pandemi ini” ujar Anastasia Ayu, salah satu panitia.
Acara ditutup dengan antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab dengan narasumber. Salah satunya bertanya tentang program vaksinasi dari Pemerintah RI. “Semoga pemahaman masyarakat tentang bahaya virus corona meningkat, budaya peduli dan terlibat juga semakin nyata,” tutup Rini.
Penulis:
Patricia Astrid
Advertisement