Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, sampai Juni 2021, baru 45 juta orang yang divaksin COVID-19. Padahal, target sasaran vaksinasi COVID-19 nasional 181,5 juta orang.
Perhitungan 45 juta orang ini dipengaruhi ketersediaan vaksin COVID-19. Walaupun angka tersebut masih jauh dari target sasaran, Indonesia patut bersyukur bahwa pelaksanaan vaksinasi sudah berjalan.
Advertisement
"Sasaran vaksinasi kita 181,5 juta orang. Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta selesai 12 bulan. Problem pertama yang paling utama adalah ketersediaan vaksin," terang Budi usai meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 Drive Thru di Kemayoran, Jakarta hari ini, Rabu, 3 Maret 2021.
"Karena memang sampai Juni 2021, baru ada sekitar 90 juta dosis vaksin yang akan kita datangkan. Jumlah 90 juta dosis vaksin setara dengan 45 juta orang yang bisa divaksin sampai bulan Juni 2021."
Lebih lanjut, Budi Gunadi menegaskan, vaksin COVID-19 menjadi komoditi rebutan di seluruh dunia. Sejumlah negara lain bahkan ada yang belum bisa memulai vaksinasi.
"Banyak negara belum bisa memulai vaksinasi karena belum dapat jatah vaksin. Untuk negara-negara maju, seperti Australia dan Jepang baru mulai vaksinasi. Kita beruntung sudah bisa (vaksinasi)," tegasnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Vaksin COVID-19 Banyak Datang Mulai Juli 2021
Saat ini, pemerintah juga terus menunggu kedatangan vaksin COVID-19. Kemarin, 2 Maret 2021, 10 juta bahan baku vaksin Sinovac tiba di Tanah Air, yang akan dipergunakan untuk vaksinasi tahap kedua.
Ketersediaan vaksin, menurut Budi Gunadi, baru akan banyak pada Juli 2021 dan seterusnya.
"Vaksinnya baru banyak datang bulan Juli 2021 ke belakang. Jadi, kalau ada yang bilang kita butuh suntikan 363 juta dosis vaksin untuk 365 hari, maka 1 juta orang yang harus divaksin sehari," pungkasnya.
"Secara statistik begitu. Tapi kadang bisa salah perhitungan. Untuk semester pertama ini kita baru memvaksinasi 20-25 persen. Pengennya ya banyak yang divaksin, tapi kan vaksinnya enggak ada."
Advertisement