Liputan6.com, Jakarta - Islamic Museum of Australia (IMA) merupakan sebuah museum yang mengesankan tentang sejarah islam di Australia yang dibangun pada tahun 2010.
Museum ini pernah mendapat penghargaan sebagai salah satu museum terbaik di Australia dalam Museums & Galleries National Award pada tahun 2014.
Advertisement
Akibat dari pandemi COVID-19 museum ini tidak dapat dikunjungi oleh banyak orang yang ingin melihat keindahannya.
Sehingga Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan IMA membuat virtual tur yang disiarkan langsung dari museum tersebut melalui kanal youtube pada Rabu (3/3/2021).
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Pelaut Makassar yang Memoerkenalkan Islam di Australia
Dalam Islamic Museum of Australia banyak menampilkan sejarah-sejarah islam khususnya di Australia.
Islam mulai masuk ke Australia pada abad ke-18 sekitar tahun 1.700 yang dibawa oleh para pelaut Makassar saat berlayar menggunakan kapal yang miniaturnya kemudian dipajang di museum tersebut.
Salah satu petugas museum, Sherene, mengatakan "Karena para pelaut itu berinteraksi dengan para suku Aborigin, maka secara spiritual mereka terpengaruh oleh ajaran agama islam yang dipeluk oleh para pelaut Makassar."
Sampai saat ini populasi Islam di Australia adalah 7 persen.
Meskipun negara minoritas, Islamic Museum of Australia ini disambut baik oleh warga Australia dan juga menjadi salah satu destinasi wisata.
Karena hadirnya islam di Australia dibawa oleh orang Indonesia, maka salah satu koleksi museum yang menarik perhatian adalah kain batik bermotif parang berukuran 220x110 cm.
Kain ini terletak di ruangan yang bertajuk Islamic Art, dan dapat dilihat juga beberapa koleksi lain seperti karya seni Abdul Rahman Abdullah yang bertajuk "Big Jihad".
Tidak hanya koleksi dan pengetahuan yang ada, museum ini menjadi salah satu kebanggan umat islam di Australia sejak peresmiannya pada tahun 2010 silam.
Reporter: Veronica Gita
Advertisement