Erick Thohir Siap Kembangkan Sanur Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir siap memprioritaskan wisatawan yang telah lanjut usia (Lansia) sebagai pengunjung utama di Sanur, Bali yang akan dikembangkan jadi KEK.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 03 Mar 2021, 16:59 WIB
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Raker tersebut di antaranya membahas perkembangan tentang uji vaksin untuk COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir siap mengembangkan Sanur, Bali untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seiring potensi wilayah tersebut.

Tak hanya itu, pria berusia 50 tahun tersebut juga siap memprioritaskan wisatawan yang telah lanjut usia (Lansia) sebagai pengunjung utama.

"Kawasan ini akan berbeda dibandingkan dengan bagian lain di Bali. Karena itu kami ingin menarik wisatawan, khususnya kaum lansia," kata Erick Thohir dalam sebuah acara virtual, Rabu (3/3/2021).

Dalam penjelasannya, Erick mengatakan, wilayah yang akan dibangun memiliki luas hingga 41 hektare. Dari wilayah tersebut 21,2 hektare akan digunakan untuk wisata kesehatan dengan beragam fasilitas.

"Terdapat rumah sakit internasional, lalu ada juga ecopark, area komersial dan pasar seni serta hotel dan sekolah perhotelan," ujarnya.

Sebagai detinasi wisata kesehatan, UU Cipta Kerja Omnibus Law menjadi nilai tambah untuk mengelola kawasan tersebut. Oleh karena itu, Erick Thohir membuka peluang investasi.

"Potensi sinergi antara pemerintah, pihak BUMN dan juga investor lokal dan global sedang kami nantikan," tuturnya.

Hingga saat ini, pemerintah terus mengembangkan wisata kesehatan guna mendorong potensi wisatawan hadir ke beberapa daerah potensial di Indonesia.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


KKP Lirik Belitung Jadi Kawasan Ekonomi Khusus Kelautan dan Perikanan

Kepulauan Bangka Belitung.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang melakukan kajian untuk menjadikan Kabupaten Belitung sebagai kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelautan dan Perikanan. Daerah ini dianggap cocok karena memiliki sumber daya perikanan sangat tinggi, mencapai 2,1 juta ton per tahun dan lokasi strategis di jalur lintasan Singapura - Australia.

Dalam melakukan kajian ini, KKP menggandeng Persatuan Insinyur Indonesia (PPI) untuk menganalisa dan menyiapkan konsep modeling market yang menarik minat investor.

"Kawasan ekonomi khusus kelautan dan perikanan, menurut saya Belitung itu tepat," ujar Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, saat bertemu Bupati Belitung dan perwakilan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Kantor KKP, Jakarta Pusat, pada Senin, 22 Januari 2021.

Trenggono menjelaskan, rencana pengembangan KEK kelautan dan perikanan ini untuk mendukung menggeliatnya industri perikanan dalam negeri, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Selain itu untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja di sektor ini.

Potensi perikanan tangkap dari perairan Belitung disebut sangat besar mencapai 2,1 juta ton per tahun yang berada di dua Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), yakni 711 dan 712. Daratan dan pesisirnya dinilai sangat cocok untuk dilakukan budidaya perikanan, salah satunya budidaya kerapu.

 


Peluang Investasi

Pantai Parai Tenggiri dikelola oleh pihak swasta sehingga faktor kenyamanan dan keamanan wisatawannya sangat diperhatikan. Hal ini dapat terlihat dari lingkungan pantai yang sangat bersih dan asri. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sementara itu, dari hasil analisis PII yang disampaikan oleh Purba Robert Sianipar, sedikitnya ada empat peluang investasi yang bisa dilakukan di Belitung. Meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan ekspor, serta industri pariwisata. Model yang bisa dipakai adalah investasi inti plasma.

"Perairan Kabupaten Belitung ini memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah karena berdampingan dengan Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat Bangka," ujar Robert.

Menurutnya, perlu pengembangan infrastruktur untuk mendukung Belitung menjadi KEK kelautan dan perikanan. Di antaranya peningkatan status pelabuhan dari pelabuhan perikanan nusantara menjadi pelabuhan perikanan samudera. Lalu perlunya laboratorium mutu untuk pengujian produk perikanan dalam rangka mendukung aktivitas ekspor, hingga perluasan kawasan industri pengolahan perikanan.

Bupati Belitung, Sahani Saleh, menyambut baik rencana KKP menjadikan wilayahnya sebagai KEK kelautan dan perikanan. Pihaknya juga siap memberi dukungan, salah satunya berupa lahan untuk pengembangan pelabuhan.

"Selama ini kami sudah melakukan persiapan-persiapan karena kami punya pemikiran serupa. Dari segi dukungan infrastruktur, katakanlah listrik, jalan, pelabuhan kita sudah siap. Tinggal kita laksanakan saja," ungkapnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya