Liputan6.com, Denpasar - Bulan Februari 2021 Provinsi Bali kembali mengalami deflasi sebesar 0,15 persen. Hal tersebut terjadi pada semua kelompok barang. Kota Denpasar mengalami deflasi sebesar 0,2 persen, tetapi Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Secara tahunan Bali mengalami inflasi sebesar 0,4 persen di mana lebih rendah dibanding inflasi nasional 1,38 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,15% dibandingkan bulan Januari 2021.
"Penurunan harga pada komoditas daging ayam ras, jeruk, tomat, bawang merah, dan mangga. Penurunan harga komoditas ini merupakan normalisasi harga pasca permintaan yang tinggi di Januari 2021 serta telah dimulainya panen raya untuk komoditas hortikultura," kata Trisno di Denpasar, Selasa (3/3/2021).
Baca Juga
Advertisement
Trisno menyebut, produk-produk hortikultura dan sayuran, seperti cabai rawit, cabai merah, sawi hijau, dan bayam justru menunjukkan inflasi yang tinggi sehingga patut diwaspadai dan diantisipasi oleh TPID.
"Kelompok barang administered price mencatat deflasi sebesar 0,39% disebabkan turunnya tarif angkatan udara dan tarif kendaraan roda dua online. Tarif angkutan udara yang turun tersebut sejalan dengan pembatasan mobilisasi masyarakat (PPKM) dan juga normalisasi harga pasca libur panjang yang berlangsung hingga awal Januari 2021 lalu," ujar dia.
Simak video pilihan berikut ini:
Deflasi Dampak dari Penurunan Harga Emas
Trisno melanjutkan, kelompok barang core inflation mencatat deflasi sebesar 0,09 persen. Penurunan harga komoditas emas perhiasan dan canang sari menjadi penyumbang deflasi utama.
"Turunnya harga emas sejalan dengan redanya rally investor sejalan dengan perekonomian dunia. Sementara penurunan harga canang sari juga merupakan normalisasi pasca beberapa HBKN di bulan Januari, di antaranya Hari Raya Saraswati," ucapnya.
Ia menilai bahwa inflasi Bali sampai dengan bulan Februari masih dalam keadaan rendah dan terkendali. Namun demikian, berberapa komoditas seperti cabai rawit dan cabai merah level harganya masih menunjukkan trend kenaikan.
Sementara itu, Hari Raya Nyepi yang jatuh di bulan Maret diprakirakan akan meningkatkan permintaan untuk bahan makanan dan canang sari. Langkah TPID di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus melakukan kerja sama antar daerah, mengoptimalkan pemanfaatan mesin controlled atmosphere storage (CAS), dan menghimbau agar petani tetap menanam sesuai dengan siklusnya agar pasokan tetap mencukupi.
"Bank Indonesia terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk-produk pertanian (e-commerce) dan dalam produksi (digital farming)," ujar dia memungkasi.
Advertisement