Vaksin COVID-19 Sinovac Produksi China Mendunia, Tapi Tingkat Efikasinya Masih Meragukan

Tingkat efikasi vaksin COVID-19 Sinovac masih meragukan.

Oleh DW.com diperbarui 04 Mar 2021, 10:19 WIB
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jakarta - China telah mengirim suplai vaksin COVID-19 Sinovac ke banyak negara di dunia.

Termasuk Indonesia, China juga terus mengirimkan pasokan vaksin COVID-19 ke Tanah Air.

Vaksin ini dinilai sebagai salah satu bentuk harapan bagi banyak negara untuk pulih dari pandemi COVID-19. Sumber harapan itu adalah China, sebuah negara di mana Chile dan puluhan negara lainnya bergantung untuk bisa membantu menyelamatkan mereka dari pandemi COVID-19.

China menjanjikan sekitar setengah miliar dosis vaksinnya untuk lebih dari 45 negara, demikian menurut penghitungan yang ditelusuri kantor berita Associated Press. China mengklaim mereka mampu menghasilkan setidaknya 2,6 miliar dosis tahun ini. Sebagian besar populasi dunia akan menerima vaksin inokulasi China yang sederhana dan teknologi lawas, tanpa menunggu vaksin Barat yang dianggap ‘mewah‘ dalam ‘menjual‘ tingkat keefektifan.

Namun di tengah kelangkaan data publik tentang vaksin China, di negara-negara yang bergantung pada Sinovac, muncul keraguan akan kemanjuran dan keamanannya. Kecemasan itu datang bersamaan dengan kekhawatiran terhadap meningkatnya kebergantungan kepada China.

Meskipun demikian, penggunaan vaksin China sudah dimulai di lebih dari 25 negara. berdasarkan pelaporan independen di negara-negara tersebut bersama dengan pengumuman pemerintah dan perusahaan, menurut hitungan AP, vaksin China juga telah dikirim ke 11 negara lainnya.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Diplomasi Vaksin

Petugas medis menyedot vaksin COVID-19 Sinovac untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Palmerah, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Pemberian vaksin COVID-19 tahap kedua dilaksanakan terhadap tenaga kesehatan mulai hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Keberhasilan ini berpotensi menyelamatkan muka China, yang bertekad untuk mengubah dirinya dari sebagai objek ketidakpercayaan atas kesalahan penanganan awal wabah COVID-19, menjadi ‘juru selamat‘.

Sebagaimana India dan Rusia, China sedang mencoba membangun niat baik, dan telah berjanji untuk mempersiapkan sekitar 10 kali lebih banyak vaksin di luar negeri daripada yang didistribusikannya di negaranya sendiri.

"Kami melihat diplomasi vaksin mulai dimainkan secara ‘real-time‘ dengan China sebagai pemimpin dalam hal kemampuan untuk memproduksi vaksin di China dan membuatnya tersedia untuk pihak lain,'' kata Krishna Udayakumar, direktur pusat inovasi di Universitas Duke, Duke Global Health.

"Beberapa vaksin diberikan sebagai sumbangan, lainnya dijual, dan beberapa dari vaksin dijual dengan pembiayaan utang terkait dengan itu."

China yang mengklaim sedang memasok "bantuan vaksin" ke 53 negara dan mengekspor ke 27 negara, menolak permintaan AP untuk menunjukkan daftar tersebut.


Bantahan dari Beijing

Seorang pekerja melewati logo di luar pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Beijing membantah tengah melakukan diplomasi vaksin. Juru bicara kementerian luar negeri Tirai Bambu itu mengatakan China menganggap vaksin sebagai "kepentingan umum global." 

Pakar Tiongkok juga membantah adanya keterkaitan apa pun antara ekspor vaksin dan pembenahan citra China.

"Saya tidak melihat ada keterkaitan dalam hal itu, '' kata Wang Huiyao, presiden Center for China and Globalization, sebuah wadah pemikir di Beijing.

"Tiongkok harus berbuat lebih banyak untuk membantu negara lain, karena itu (distribusinya) berjalan dengan baik. ''

China telah menargetkan sebagian besar negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang terpinggirkan dalam pengadaan vaksin, ketika negara-negara kaya berusaha meraup sebagian besar vaksin mahal diproduksi Pfizer dan Moderna. 

Seperti banyak negara lain, Chile menerima dosis vaksin Pfizer yang jauh lebih sedikit dari yang dijanjikan sebelumnya. Sebulan setelah pencanangan program vaksin di negara itu pada akhir Desember, hanya sekitar 150.000 dari 10 juta dosis Pfizer yang dipesan negara Amerika Selatan itu tiba.

Baru setelah perusahaan China, Sinovac Biotech Ltd. masuk dengan empat juta dosis pada akhir Januari, Chile mulai mendistribusikan penggunaan vaksin untuk 19 juta penduduknya dengan kecepatan yang mengesankan. 

Vilma Ortiz di Chile mendapatkan suntikan Sinovac-nya di sebuah sekolah di Santiago bersama sekitar 60 orang lainnya. Meskipun dia menganggap dirinya "jenis orang yang skeptis", ia meriset vaksin China di internet dan merasa puas.

"Saya sangat percaya dan percaya diri pada vaksin itu,'' katanya.


Infografis Vaksinasi COVID-19:

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya