Rights Issue, Bank Maspion Bakal Lepas 2,28 Miliar Saham

Rights issue Bank Maspion akan memperkuat struktur modal serta mendukung kegiatan usaha dan kinerja dari perseroan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 03 Mar 2021, 22:55 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 33,97 persen dari modal disetor perseroan.

Jumlah saham itu setara 2,28 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Bank Maspion akan melaksanakan rights issue dalam periode 12 bulan. Demikian mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (3/3/2021).

Rights issue Bank Maspion akan memperkuat struktur modal serta mendukung kegiatan usaha dan kinerja dari perseroan. Hal itu diharapkan akan berdampak positif bagi para pemegang saham.

Seluruh dana hasil rights issue akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran jumlah kredit dan investasi lainnya.

Setelah pelaksanaan rights issue, para pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk melaksanakan HMETD, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan diperkirakan terdilusi maksimum 33,97 persen.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham BMAS

Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 3 Maret 2021, saham BMAS melonjak 24,84 persen ke posisi Rp 980 per saham. Saham BMAS sempat dibuka naik 135 poin ke posisi 920 per saham. Saham BMAS sempat di level tertinggi 980 dan terendah 920 per saham. Nilai transaksi Rp 1,7 miliar dengan total frekuensi perdagangan 219 kali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya