Liputan6.com, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi mengeluarkan sebanyak 12 kali guguran lava selama periode pengamatan pada Rabu (3/3/2021) mulai pukul 00.00 sampai pukul 18.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan bahwa 8 guguran lava pijar pertama tercatat pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya.
Advertisement
Empat guguran lava berikutnya terpantau selama pengamatan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 800 meter.
Sementara selama pengamatan pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava.
Seperti dikutip dari Antara, berdasarkan data kegempaan terakhir, Gunung Merapi mengalami 20 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-36 mm selama 12-97 detik, dan dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-15 mm selama 16-22 detik.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dampak Guguran Lava
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Advertisement