Menristek: Meski Mendesak, Penelitian Terkait COVID-19 Harus Tetap Ikuti Kaidah Ilmiah

Menristek Bambang juga mengajak agar para peneliti di bidang kesehatan, khususnya terkait COVID-19, untuk mempublikasikan temuannya di jurnal internasional

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Mar 2021, 10:22 WIB
Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa meski dalam keadaan darurat atau mendesak, penelitian dan pengembangan terkait COVID-19, harus tetap kaidah-kaidah ilmiah.

"Di dalam konsorsium, meskipun ada urgensi, meskipun ada unsur yang mendesak, karena kita perlu segera mencari cara untuk menangani COVID, tetapi semua proses penelitian, pengembangan, sampai hilirisasi, semua harus mengikuti standar dan prosedur yang berlaku," kata Bambang.

Dalam sambutannya di kegiatan Inovasi Indonesia​ untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi, pada Selasa pekan ini, Bambang mengatakan, apabila suatu produk dibutuhkan pengujian dan izin edar dari Kementerian Kesehatan, maka hal itu harus dilakukan secara penuh.

"Demikian juga kalau untuk obat, untuk vaksin, kalau itu diperlukan izin dari BPOM, itu harus didapatkan dan dilakukan sepenuhnya," kata Bambang, seperti dikutip dari Youtube Kemenristek/BRIN pada Kamis (4/3/2021).

"Kita tetap mengikuti kaidah scientific, kaidah ilmiah, yang memang harus kita ikuti," kata Menristek Bambang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Ajak Para Peneliti Berbagi Pengetahuan

Menristek Bambang P. S. Brodjonegoro menyampaikan, kementeriannya tengah melakukan uji klinis terhadap jahe merah, jambu biji, dan minyak kelapa murni untuk COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (3/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Bambang menambahkan, apabila ada peneliti di bidang kesehatan yang menemukan sesuatu yang menarik seperti plasma konvalesen atau GeNose, dia meminta mereka untuk segera melakukan publikasi ilmiah, khususunya di jurnal internasional.

"Karena memang itulah esensi dari ilmu pengetahuan. Bukan untuk kepentingan sendiri, bukan untuk kepentingan kelompok atau golongan, tetapi untuk kepentingan umat manusia."

"Kalau kita punya pengetahuan, itu harus di-sharing, tanpa tentunya kita khawatir apa yang kita sampaikan 'dibajak' oleh orang lain, dan diakui sebagai temuan dari yang bersangkutan."

Pada kesempatan tersebut, Bambang menyebut bahwa karena pandemi ini, ia melihat para peneliti, perekayasa, dan dosen-dosen yang terkait di bidang kesehatan serta COVID-19 sebagai "talenta yang luar biasa."

"Kita istilahnya memiliki berlian yang tersembunyi, yang selama ini tidak pernah muncul ke permukaan," imbuhnya. Menurutnya, hal tersebut karena selama ini, tidak pernah ada permintaan dari pasar di dalam negeri.


Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa

Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya