Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai rawit merah di berbagai daerah terus mengalami kenaikan, hingga tembus diangka Rp 120 ribu per kg. Hal itu disebabkan minimnya pasokan dari para petani cabai yang memilih tidak memproduksi.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, mengatakan bahkan harga cabai rawit merah tembus di harga Rp 125 ribu per kg. Ia menyebut kenaikan ini merupakan kenaikan terlama dan tertinggi.
Advertisement
“Cabai rawit merah itu sudah tidak hanya Rp 120 ribu bahkan sudah Rp 125 ribu, ini membahayakan sebenarnya,” kata Abdullah saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (4/3/2021).
Kata Abdullah, kenaikan ini sudah masuk ke 3 bulanan dan terbukti bahwa pemerintah tidak bisa mengendalikan harga cabai.
Lebih lanjut ia memaparkan penyebab harga cabai rawit merah mahal dikarenakan 2 faktor. Pertama, faktor kepercayaan diri petani. Kemudian faktor kedua menyangkut cuaca yang beberapa bulan ini Indonesia selalu dilanda hujan lebat.
“Saya akan sampaikan penyebab dari hulu ke hilir, sekitar 4 atau 5 bulan yang lalu itukan panen raya harganya drop sehingga petani sudah tidak mau produksi lagi karena harganya drop,” ujarnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Faktor Cuaca
Faktor kedua adalah faktor cuaca, beberapa daerah hujan deras dan memang petani masih bertahan tidak mau memproduksi cabai pasca drop, dan para petani mengkhawatirkan harga cabai rawit merah drop lagi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan wilayah produksi. Wilayah produksi mana saja agar masyarakat tidak terlalu banyak yang menanam cabai, sehingga para petani sebagian bisa menanam yang lain. Jika memang pasokan cabai rawit merah kurang, maka mereka bisa menanam.
“Jadi harus ada pemerataan wilayah produksi dan ini harus disiapkan jauh-jauh hari, karena harga cabai kenaikannya setiap tahun pasti naik tapi ini kenaikan terlama, terpanjang, dan tertinggi menurut saya mengenai harga cabai rawit merah,” pungkasnya.
Advertisement