Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyasar Inggris sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonedia. Mengingat, saat ini Inggris sudah resmi keluar dari Uni Eropa.
Menko Airlangga mengatakan, Indonesia tentu memiliki potensi besar untuk masuk ke pasar ekspor Inggris. Sebab itu, dia meminta agar Kemendag bergerak cepat untuk bisa menyelesaikan perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Advertisement
"Setelah Inggris keluar dari Uni Eropa, kita memiliki potensi karena kita memiliki modal pokoknya, dengan berbagai CEPA diharapkan bisa mendorong realiasi lebih cepat," kata dia dalam Raker Kemendag 2021, Kamis (4/3//2021).
Tak hanya perjanjian CEPA dengan Inggris saja, Kemendag juga bisa menjalin kerja sama perdangan dengan negara-negara Eropa lainnya. Selain itu, Indonesia bisa melirik pasar ekspor ke negara lainnya seperti Kanada.
"Tentu berbagai strategi yang dilakukan pemerintah dan Kemendag perlu didukung semua stakeholder. Saya yakin forum ini bisa membuat langkah-langkah aksi," ungkapnya.
Saat ini, Indonesia telah memiliki kerja sama CEPA dengan Korea Selatan dan Australia. Indonesia juga bisa memanfaatkan kerja sama perdangan melalui Regional omprehensive Economic Partnership bersama dengan negara Asean dan lima mitra dagang utama.
"Kita sudah menyelesaikan RCEP, kemudian berbagai fasilitas FTA, CEPA. GSP tentu menjadi tantangan untuk limited trade aggrement tapi tentu kita harus melihat mana yang bisa jadi quick win," jelas Airlangga Hartarto.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Airlangga Minta Kemendag Ikut Aktif Dorong Ekonomi Digital
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta Kementerian Perdagangan ikut aktif dalam mendorong ekonomi digital di Tanah Air.
Sebab, menurutnya potensi dari ekonomi digital hingga sampai saat ini telah mencapai USD 44 miliar.
"Dan ini salah satu yang bisa mendorong Indonesia meloncat di 2025 yang potensinya USD124 miliiar, termasuk IoT dan industry 4.0, ujungnya semua adalah e-commerce dan ini tidak bisa lepas dari Kemendag," kata dia dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3/2021).
Dia melanjutkan, Indonesia punya populasi sebanyak 272 juta penduduk. Dari jumlah tersebut pemegang ponsel mencapai sebanyak 338,2 juta, angka ini hampir 60 persennya itu adalah smartphone.
"Jadi kita masih ada tantangan, kalau smartphone digeser maka berpotensi makin besar lagi," kata dia.
Di sisi lain, Mantan Menteri Perindustrian itu juga meminta Kemendag aktif dan terlibat dalam upaya mendorong digitalisasi. Mengingat UMKM menjadi peran penting dalam pertumbuhan ekonomi domestik, termasuk mampu menyarap tenaga kerja yang cukup besar.
"Jumlahnya (UMKM) 64,2 juta, menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga perlu didorong untuk digitalisasi UMKM," jelas dia.
Advertisement