Liputan6.com, Jambi - Gangguan pada pendengaran di organ telinga, dapat disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada telinga luar atau adanya bakteri yang bermukim di telinga bagian tengah. Selain menimbulkan rasa demam dan nyeri, fungsi pendengaran pun mengalami penurunan kualitas. Infeksi atau timbulnya bakteri umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur."
Dr. Arsia Dilla Pramita, dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan yang berpraktek di Siloam Hospitals Jambi, menjelaskan pada telinga terdapat kotoran telinga atau serumen. Tindakan membersihkan telinga dapat membuat kotoran telinga terdorong masuk jauh ke dalam.
"Tindakan mengorek telinga selain membuat serumen semakin masuk ke dalam, dikhawatirkan juga akan merusak gendang telinga bahkan sampai robek sehingga pasien akan merasakan berdengung bahkan sampai berair," tutur dr Arsia melalui aplikasi Instagram Live, Selasa (02/03/2021) di Jambi.
Baca Juga
Advertisement
Selain infeksi, serumen atau kotoran telinga juga dapat mengganggu pendengaran. Namun masyarakat sering berupaya membersihkan sendiri dengan cara mengorek telinga. Padahal serumen dapat keluar dengan sendirinya pada saat kita sedang mengunyah makanan atau berbicara.
"Serumen ini berfungsi sebagai proteksi yang melindungi telinga dari serangga bahkan kotoran halus," kata Arsia dalam presentasinya di event bertema Kenali Sejak Awal, Bahaya Gangguan Pendengaran Akibat Infeksi Telinga yang diadakan guna edukasi sekaligus memperingati hari Pendengaran Internasional yang dirayakan 3 Maret setiap tahunnya.
Dia menjelaskan organ telinga merupakan salah satu panca indera yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu :
- Telinga Luar ( outer ear)
- Telinga Tengah ( middle ear)
- Telinga Dalam ( inner ear)
Beberapa gangguan kesehatan telinga di setiap bagian telinga ini disebabkan infeksi ataupun virus dan bakteri;
- OTITIS EKSTERNA , Peradangan pada telinga luar yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus dan jamur. Adapun faktor yang mempermudah terjadinya radang telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga, dimana Jika terjadi perubahan pH, proteksi terhadap infeksi menurun.
- OTITIS MEDIA AKUT Gangguan telinga bagian tengah disebabkan Infeksi, Virus atau bakteri ini, sering terjadi pada Anak-anak dengan gejala, sakit telinga, demam, keluarnya cairan dari telinga.
-OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS (OMSK) adalah infeksi kronis rongga telinga tengah yang ditandai dengan perforasi permanen gendang telinga, lalu keluarnya cairan yang berbau tidak sedap baik hilang timbul atau terus menerus. Kekambuhan dapat disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas atau jika telinga kemasukan air. Pada kondisi ini juga dapat terjadi gangguan pendengaran.
"Pada OMSK pasien umumnya mengeluhkan telinga berdengung, keluar cairan. Pada keadaan yang berat, dapat terjadi komplikasi seperti vertigo, hingga penyebaran ke intrakranial" ungkap dr Arsia Dilla Pramita Sp.THT-KL.
Saksikan Video Pilihan Ini
Gejala Penyakit Telinga dan Pengobatannya
Dr Arsia mengatakan infeksi telinga dapat sembuh dan penanganan umumnya dapat dimulai dengan mengatasi rasa nyeri dan mengeradikasi kuman melalui pengobatan antibiotik jika disebabkan oleh bakteri.
"Biasanya diawali dengan pengalaman memiliki penyakit saluran pernapasan atau alergi seperti batuk pilek yang bisa menyebar ke organ telinga bagian tengah. Patofisiologi yang menyebabkan infeksi telinga tengah pada anak berbeda dengan dewasa. Pada anak infeksi lebih mudah terjadi karena tuba lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal," tutur Arsia.
Gejala yang terjadi pada anak umumnya adalah :
- Sering menarik telinga
- Sulit untuk tidur
- Tampak lebih rewel dari biasanya
- Demam pada suhu tubuh sampai di atas 38 derajat Celcius.
- Terdapat cairan yang keluar dari telinga
- Kurangnya nafsu makan
Sementara pada orang dewasa gejala umumnya adalah :
- Nyeri pada telinga
- Penurunan kemampuan pendengaran
- Pusing berputar
- Sakit kepala
- Telinga berdenging
Cara pembersihan telinga yang dilakukan pihak rumah sakit adalah dengan tiga metode, yaitu:
1. Diambil menggunakan alat jika serumen padat.
2. Irigasi, atau memasukan cairan steril ke dalam telinga, dengan harapan serumen akan terbawa keluar.
3. Menggunakan alat khusus yang dapat menyedot kotoran telinga, Microsuction.
"Memeriksakan dan membersihan telinga sebaiknya rutin dilakukan setiap enam bulan sekali dengan memgunjugi dokter spesialis THT," kata dr Arsia.
Dia menambahkan, peran orang tua, khususnya para ibu yang sering membersihkan kotoran telinga pada bayinya terutama sehabis mandi maka sebaiknya hal ini dilakukan hanya pada bagian luar telinga, yaitu sebatas yang terlihat secara kasat mata.
Sebab gendang telinga pada bayi sangat dekat dengan telinga bagian luar dan berbeda dengan anatomi telinga pada orang dewasa. Dengan anjuran ini, diharapkan kondisi gendang telinga bayi tetap terjaga dari luka infeksi.
Advertisement