Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan Covid-19 mencatat pergeseran peta zonasi risiko menunjukkan daerah zona hijau tidak terdampak. Perpindahan virus menyebar ke zona merah atau risiko tinggi, zona oranye atau risiko sedang dan zona kuning atau risiko rendah.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan peta zonasi risiko sejak digunakannya sebagai indikator pada Mei 2020 hingga Februari 2021.
Advertisement
"Dapat dilihat secara cepat, bahwa zona hijau yang awalnya cukup banyak di wilayah barat dan timur Indonesia, jumlahnya semakin lama semakin berkurang," jelasnya lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/3/2021).
Melihat perkembangan pada Februari 2021, jumlah zona hijau sangat sedikit, masing-masing 4 kabupaten/kota dan zona hijau terletak pada wilayah timur Indonesia.
Sementara pada zona oranye, awalnya hanya mendominasi pulau Jawa dan sebagian di pulau Kalimantan dan Sumatera. Namun perkembangannya terlihat signifikan meluas hingga pada Desember 2020, seluruh pulau di Indonesia didominasi zona oranye.
“Saat ini jumlah daerah dalam zona oranye sebanyak 277 kabupaten/kota, atau lebih dari 59 persen dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia. Kondisi ini harus kita perbaiki, daerah yang sudah berbulan-bulan berada di zona oranye harus segera berbenah," lanjut Wiku.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jangan Puas di Zona Oranye
Para kepala daerah diminta tidak berpuas diri karena tidak berada di zona merah. Dan para kepala daerah dapat memantau perkembangan zona risiko setiap minggunya dapat dipantau melalui website resmi Covid-19.
Perkembangan ini, kata Wiku diharapakan terus dipantau masing-masing daerah sesuai target penanganan agar segera diperbaiki penanganannya.
"Jangan sampai ada daerah yang lebih dari 10 bulan berada di zona oranye. Harus ada perubahan yang lebih baik," harapnya.
Advertisement