Liputan6.com, Jakarta - Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) merancang aplikasi ponsel untuk membantu penyandang disabilitas khususnya teman Tuli bermobilitas menggunakan transportasi umum, kereta rel listrik (KRL). Aplikasi ini diberi nama Muter.
Seperti dilansir dari VOA Indonesia, Muter sendiri merupakan singkatan dari Teman Tuli, Teman Dengar. Aplikasi rancangan Ajeng Riski Anugrah, Grace Elizabeth Kristiani, dan Nandhika Prayoga ini memanfaatkan global positioning system (GPS) dan akan membuat ponsel bergetar ketika penggunanya hampir mencapai stasiun yang dituju.
Advertisement
“Yang jadi andalan aplikasi ini adalah notifikasi getarnya. Fitur ini sebenarnya sederhana namun menarik banget karena akan sangat membantu teman tuli,” kata Nandhika.
“Kita memanfaatkan GPS untuk melihat posisi pengguna dari posisi stasiun tujuan. Aplikasi itu kemudian akan melakukan komputasi jarak. Terserah kepada pengguna untuk menentukan pada jarak berapa mereka mendapat notifikasi getar,” jelas Nandhika.
Ajeng, Grace, dan Nandhika juga menambahkan fitur-fitur lain seperti pengintegrasian dengan akun Twitter Commuter Line dan live chat untuk memudahkan pengguna dalam berkomunikasi satu sama lain saat di dalam kereta. Mereka juga menggandeng Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) untuk menyediakan layanan bahasa isyarat.
“Untuk fitur bahasa isyarat kami menggandeng Pusbisindo karena setelah kami cari-cari ternyata tidak ada bahasa isyarat khusus terkait layanan KRL dan stasiun-stasiunnya. Pusbisindo tertarik untuk membantu kami dan melengkapi data-data baru terkait KRL dalam bahasa isyarat,” jelas Grace.
Sesuai namanya, Muter juga memungkinkan terjadinya komunikasi antara Teman Tuli dan Teman Dengar melalui visualisasi frasa dan kata dalam bahasa isyarat.
Simak juga video berikut
Berangkat dari pemikiran Ajeng tentang bagaimana kelompok tuna rungu mengatasi keterbatasannya saat bermobilitas
Berawal dari sebuah pertemuan dengan komunitas tuna rungu di Kopi Tuli, Depok, Jawa Barat lebih dari setahun lalu, dalam perjalanan pulang, Ajeng yang merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara terpikir bagaimana caranya penyandang tuna rungu mengatasi keterbatasannya ketika bepergian menggunakan KRL.
Ia pun membicarakan hal tersebut dengan teman satu jurusannya, Grace. Ide untuk membuat aplikasi kemudian muncul di benak mereka. Keduanya kemudian menggandeng Nandhika dari jurusan Ilmu Komputer dan pembimbingnya Fikri Akbarsyah Anza yang juga dosen fakultas Ilmu Administrasi untuk bergabung membantu mewujudkan ide ini.
Ajeng dan timnya lalu memutuskan untuk ikut dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta UI 2020. Sejak awal September 2020, pengembangan aplikasi ini dimulai dan memakan waktu selama tiga bulan sampai purwarupa aplikasinya selesai. Pada November, mereka mempresentasikan purwarupa aplikasi tersebut dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional 2020.
Meski tidak meraih kemenangan dalam lomba tersebut, Ajeng dan kawan-kawan tetap berupaya membantu penyandang tuna rungu lewat aplikasi rancangannya. Mereka tengah merencanakan untuk mendapatkan hak cipta dan mempersiapkan peluncuran aplikasinya.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement