Liputan6.com, Jakarta - Satgas Madago Raya terlibat baku tembak dengan jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso Pesisir Utara. Polri belum memastikan apakah dalam baku tembak tersebut, pimpinan MIT Ali Kalora tewas tertembak.
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengaku belum mendapatkan data-data yang valid mengenai kabar tertembak dan tewasnya Ali Kalora.
Advertisement
"Belum ada konfirmasi masalah itu ya," kata Rusdi di Mabes Polri, Jumat (5/3/2021).
Rusdi membenarkan terjadi kontak senjata antara kelompok MIT dengan Satgas Madago Raya beberapa waktu lalu. Namun, belum dapat diketahui terkait informasi Ali Kalora termasuk dalam daftar korban luka atau tewas.
"Memang yang berkegiatan di sana jelas kelompok Ali Kalora, tapi khusus menyangkut Ali Kalora sendiri kami belum dapat konfirmasi. Saat ini belum muncul nama Ali Kalora apalagi sampai tewas tertembak di Poso," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Polisi Sebut Ali Kalora Terluka
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora terluka saat kontak tembak dengan Satgas Madago Raya di Dusun Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Senin 1 Maret 2021.
Namun pimpinan kelompok radikal yang masuk DPO aparat itu melarikan diri dari sergapan bersama seorang pengikutnya. Sementara 2 anggota MIT lainnya tewas di tempat.
Usai baku tembak Senin Sore, pada Rabu 3 Maret 2021 pukul 15.00 Wita otak penyerangan Desa Lembantongoa yang menewaskan 4 warga pada akhir November, 2020 itu kembali terlibat baku tembak dengan aparat yang mengejarnya di Kilometer 8, Desa Gayatri, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Kali ini seorang personel Brimob Polda Sulteng meninggal dunia.
"Diduga demikian. Setelah tertembak pada Senin kemarin dia lari dan kita terus kejar dan kembali terjadi kontak tembak pada Rabu sore tadi sekitar pukul 15.00 Wita," Didik menerangkan, Rabu (3/3/2021).
Didik menegaskan aparat gabungan di Poso terus mengejar orang yang menggantikan Santoso memimpin MIT sejak tahun 2016 itu beserta para pengikutnya yang kini teridentifikasi berjumlah 8 orang.
Advertisement