Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona varian baru B117 telah ditemukan di Indonesia pada 1 Maret 2021. Virus ini mulai terdeteksi usai pemerintah mengecek sampel para pelaku perjalanan internasional menggunakan polymerase chain reaction (PCR).
Dari hasil penelusuran, diketahui virus ini masuk ke Tanah Air lewat dua warga Karawang, Jawa Barat yang baru melakukan perjalanan dari Arab Saudi.
Advertisement
"Betul, pelaku perjalanan dari Arab Saudi," ujar Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Kamis, 4 Maret 2021.
Ditemukannya varian baru virus Corona ini, belakangan menyebabkan munculnya informasi simpang siur di tengah masyarakat.
Menjawab kekhawatiran warga, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, bahwa sebagian besar mutasi tidak secara material mengubah virolensi atau kemampuan virus untuk menimbulkan penyakit. Begitu pun efektivitas vaksin Covid-19 secara signifikan.
Berikut penjelasan Wiku terkait ditemukannya varian baru virus Corona, B117 yang dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Varian Baru Virus Corona adalah Hal Lazim
Jubir Satgas Covid-19 menegaskan varian baru virus Covid-19 yang kini ditemukan di Indonesia merupakan sesuatu yang lazim.
"Terjadinya mutasi virus atau varian baru virus adalah hal yang lazim ditemui dalam masa pandemi," kata Wiku Adisasmito lewat keterangan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 4 Maret kemarin.
"Namun, perlu diingat, semakin sedikit keberadaan mutasi virus, maka semakin efektif vaksin yang sedang kita kembangkan ini dapat bekerja dengan baik," jelasnya.
Advertisement
2. Mutasi Virus Dapat Terus Bertambah Selama Pandemi
Wiku juga menyebutkan, varian covid-19 dapat terus bertambah, khususnya saat pandemi masih berlangsung.
Hal tersebut karena banyaknya jumlah penularan yang terjadi di masyarakat. Mutasi yang dilakukan virus adalah upaya untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
"Mutasi adalah proses karena adanya kesalahan saat memperbanyak diri dan virus anakan tidak sama dengan induknya atau parental strain. Virus baru hasil mutasi tersebut akan menjadi varian. Lalu, jika varian menunjukkan sifat fisik yang baik dan jelas maupun sama serta berbeda dengan virus aslinya, maka varian akan disebut sebagai strain," ucapnya.
3. Jenis Varian Virus Baru yang Ditemukan
Saat ini beberapa varian virus yang sudah ditemukan menyebar secara global, yakni varian B117 di Inggris, B1351 di Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi dari virus B117, dan varian P1 di wilayah Brazil.
Saat ini peneliti di dunia termasuk Indonesia terus meneliti mutasi dan varian baru yang muncul guna mengetahui dampak dan solusi menghadapinya.
"Pemerintah pun telah mengambil langkah-langkah strategis bekerjasama dengan para peneliti dan menginstruksikan petugas di lapangan untuk memperketat skrining demi mencegah masuknya varian baru dari negara lain, ataupun dari satu daerah ke daerah lain," jelasnya.
Advertisement
4. Cegah Dampak Negatif Mutasi dengan Protokol Kesehatan
Untuk itu demi mencegah dampak negatif dari mutasi ini, harus tetap proaktif melindungi diri dan orang di sekitar.
"Dengan cara tidak melakukan mobilitas yang tidak perlu sehingga penularan dapat dicegah. Sehingga mutasi pun bisa dicegah untuk terjadi," ucapnya.
Ia mengingatkan upaya 3T dan bagi masyarakat berpartisipasi dalam program vaksinasi untuk menumbuhkan imunitas secara spesifik.
"Saya tidak akan lelah mengingatkan pentingnya protokol kesehatan, karena hal ini peting untuk dilakukan," pesan Wiku.
Dinda Permata (Magang)