Uni Emirat Arab Bakal Investasi di Pariwisata Aceh, Nilainya Capai Rp 7,19 Triliun

Pemerintah akan mengembangkan potensi pariwisata di Aceh. Pengembangan tersebut dengan menggandeng investor Uni Emirat Arab.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2021, 19:45 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan hadir secara virtual untuk menjadi keynote speaker dalam Platform Virtual The 9th Indonesia EBTKE CONEX 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengembangkan potensi pariwisata di Aceh. Pengembangan tersebut dengan menggandeng investor Uni Emirat Arab dengan nilai proyek mencapai USD 500 juta atau setara Rp 7,19 triliun.

"Saya rasa kita punya peluang investasi baru untuk turis di Aceh," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Konferensi Pers: Business Forum IEAW 2021 di Jakarta, Jumat (5/3/2021).

Rencananya investasi ini akan dilakukan Uni Emirat Arab (UEA). Pemerintah dan investor juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk proyek khusus ini.

Proyek investasi khusus ini telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Untuk itu, pemerintah akan segera melakukan studi dengan cepat.

"Kami melakukan studi ini dengan sangat cepat. Presiden juga sudah memberikan lampu hijau saat kami bertemu di Bogor," kata dia.

Dia menambahkan, dalam waktu dekat, pemerintah akan melihat kemajuan proyek khusus ini di daerah Singkil. Sebab investasi ini akan membangun resort di pulau kosong sekitar area tersebut.

"Saya harus mengatakan ini adalah resort wisata. ada pulau kosong ini di suatu tempat di sekitar area ini," kata dia mengakhiri.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Aceh Ekspor 12 Ton Ikan Tuna dan Tenggiri ke Brunei Darussalam

Ikan tuna dan cakalang. (Dok KKP)

Sebelumnya, Komoditas ikan tuna dan tenggiri dari Aceh senilai US$ 80 ribu (Rp 1,1 miliar) berhasil tembus pasar Brunei Darussalam. Total ikan beku sebanyak 12 ton itu berangkat dari Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaradja Banda Aceh pada 27 Januari 2020.

Produk ikan tersebut dipersiapkan oleh PT. Yakin Pacific Tuna.

Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko, berkata Indonesia memiliki peluang untuk terus memperluas akses pasar ke Brunei.

"Dengan menjaga kualitas ikan beku yang baik, dari proses pengolahan hingga pengiriman sesuai standar internasional, serta harga yang kompetitif, perusahaan Indonesia berpeluang untuk terus meningkatkan akses pasar Brunei," ujar Dubes RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko, seperti dilansir situs Kementerian Luar Negeri, Kamis (4/2/2021).

"KBRI Bandar Seri Begawan terus berupaya menggali potensi kerjasama bisnis sektor perikanan antara Indonesia dan Brunei Darussalam," tambahnya.

Pengiriman ekspor ini adalah tindak lanjut dari pengiriman perdana sample sebanyak 140 kg frozen yellowfin tuna saku (jenis tuna sirip kuning beku) dari Aceh ke Brunei yang dilaksanakan pada September 2020 melalui kargo udara.

Selain ikan beku, diketahui bahwa benih ikan kerapu dan kakap putih dari Indonesia juga memiliki potensi pasar yang baik di Brunei, untuk memenuhi kebutuhan ikan segar domestik Brunei maupun untuk keperluan re-ekspor ke negara lain.

Tercatat sudah empat kali penerbangan Garuda Indonesia ke Brunei Darussalam pada akhir tahun 2020 membawa total lebih dari 1800 kg benih ikan, serta 154 kg udang dan 114 kg ikan hias hidup.

Atas kerja sama yang baik dan dukungan penuh dari pemerintah setempat, diharapkan ekspor perikanan Indonesia terus meningkat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya