Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama perdagangan saham sepekan periode 1-5 Maret 2021.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (6/3/2021), IHSG naik 0,27 persen ke posisi 6.258,74 pada pekan ini dari level 6.241,79 pada pekan lalu.
Sementara itu, kapitalisasi pasar saham menyusut tipis 0,05 persen. Kapitalisasi pasar saham menjadi Rp 7.352,21 triliun pada pekan ini dari periode sebelumnya Rp 7.355,57 triliun.
Rata-rata frekuensi harian bursa meningkat 0,85 persen menjadi 1.408.070 kali transaksi dari 1.396.236 kali transaksi pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian pada pekan ini juga berubah 0,74 persen menjadi 22,01 miliar saham dari 22,18 miliar saham pada pekan lalu.
Baca Juga
Advertisement
Namun, nilai transaksi harian saham sepekan susut 14,41 persen menjadi Rp 14,21 triliun pada pekan ini dari periode sebelumnya Rp 16,61 triliun. Investor asing menggelar aksi jual bersih Rp 957,06 miliar. Sepanjang 221, investor catat net buy sebesar Rp 14,20 triliun.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada 5 Maret 2021
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah di zona merah pada perdagangan saham sesi kedua Jumat, 5 Maret 2021. Investor asing lepas saham menekan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG melemah 0,51 persen ke posisi 6.258,75. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,75 persen ke posisi 941,36. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 306 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 133 saham diam di tempat.
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.307,68 dan terendah 6.245,30. Total frekuensi perdagangan saham 1.388.503 kali dengan volume perdagangan saham 30,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 190,32 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.341.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,32 persen. Sektor saham tambang melemah 2,78 persen, dan memimpin penurunan. Diikuti sektor saham infrastruktur tergelincir 1,37 persen dan sektor saham industri dasar susut 1,12 persen.
Saham-saham yang naik tajam atau top gainers antara lain saham INDX melonjak 34,62 persen, saham MRAT meroket 34,50 persen, saham VINS mendaki 34,40 persen, saham VICO bertambah 34,19 persen dan saham DADA melambung 33,33 persen.
Saham-saham yang tertekan atau top losers antara lain saham PLAN susut 10 persen, saham DWGL tergelincir 7 persen, saham MFIN melemah 6,99 persen, saham BYAN turun 6,98 persen, dan saham NZIA tergelincir 6,98 persen.
Sedangkan saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 109,8 miliar, saham INKP sebesar Rp 42,6 miliar, saham TKIM sebesar Rp 24,6 miliar, saham BBTN sebesar Rp 20 miliar, dan saham ACES sebesar Rp 19,5 miliar.
Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham ICBP sebesar Rp 62,4 miliar, saham UNTR sebesar Rp 51,5 miliar, saham BMRI sebesar Rp 45,5 miliar, saham CPIN sebesar Rp 36,5 miliar, dan saham ASII sebesar Rp 35,6 miliar.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan kecuali indeks saham Thailand naik 0,84 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,47 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,57 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,23 persen.
Lalu indeks saham Shanghai susut 0,04 persen, indeks saham Singapura merosot 0,08 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,51 persen.
Advertisement