Panglima TNI Berangkatkan 119 Prajurit dalam Misi Perdamaian PBB ke Libanon

Panglima mengatakan pengiriman KRI menandai kontribusi ke-13 TNI dalam satgas maritim di bawah bendera PBB

oleh Ajang Nurdin diperbarui 06 Mar 2021, 20:00 WIB
Panglima TNI memberangkatkan 119 prajurit TNI dalam Misi Perdamaian PBB di Libanon. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melepas 119 prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim Task Force (Satgas MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII M/Unifil bersama KRI Sultan Iskandar Muda dalam misi perdamaian PBB ke Libanon.

Panglima mengatakan pengiriman KRI menandai kontribusi ke-13 TNI dalam satgas maritim di bawah bendera PBB.

"Sebagai komponen maritim dalam misi Unifil, TNI memiliki peran sentral menjaga stabilitas keamanan di laut," kata Panglima saat melepas Satgas MTF di Kota Batam Kepulauan Riau, Jumat, dikutip Antara.

Prajurit TNI akan melakukan operasi mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara tidak sah di Libanon.

Satgas juga bertugas membantu meningkatkan kapasitas Angkatan Laut Libanon agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara mandiri.

KRI Sultan Iskandar Muda juga mengemban misi diplomatik, selama melaksanakan lintas laut dalam misi perdamaian ini.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Gantikan KRI Hassanudin

Panglima TNI memberangkatkan 119 prajurit TNI dalam Misi Perdamaian PBB di Libanon. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, KRI Sultan Iskandar Muda bersama 119 prajuritnya akan menggantikan KRI Sultan Hassanudin yang telah bertugas selama satu tahun di tempat yang sama.

KRI Sultan Iskandar Muda berangkat pada Jumat, dengan rute Kolombo, Salalah, Jedah, Kolombo. Seluruh prajurit akan menjalani isolasi di Jeddah selama dua pekan.

Ia menyampaikan sejak 2009 hingga tahun ini, Indonesia sudah mengirim 13 kapal dalam operasi itu.

"Kita doakan semoga KRI SIM dapat tiba di Beirut tepat waktu dan KRI Hasansudin bisa kembali ke Indonesia dengan selamat karena mereka sudah melaksanakan tugas kurang lebih satu tahun," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya