Liputan6.com, Jakarta Usai terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Moeldoko mendapat ucapan selamat dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. Berita ini menjadi terpopuler pertama di top 3 news, Jumat, 5 Maret 2021.
Kepada Merdeka.com, Ngabalin menyebut Moeldoko tak pernah mengungkap soal dirinya yang diusung sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Advertisement
Sementara itu, sebelum Moeldoko terpilih sebagai ketum versi KLB Sumut, Jumat kemarin, polisi sempat diminta untuk membubarkan konggres karena dinilai ilegal dan tidak memiliki izin.
Namun, pembubaran tersebut tak dilakukan aparat. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, pihaknya tak bisa membubarkan KLB lantaran acara yang digelar Moeldoko Cs merupakan acara internal partai meski tak berizin.
Selain itu, pihak kepolisian hanya akan diturunkan untuk mengantisipasi adanya konflik dan memastikan tidak terjadi pelanggaran hukum.
Berita terpopuler lainnya, datang dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Atas kisruh yang terjadi di tubuh partainya, SBY mengaku malu dan menyesal telah memilih Moeldoko sebagai Panglima TNI saat dirinya masih menjabat sebagai Presiden.
SBY bahkan menyebut apa yang dilakukan Moeldoko sebagai tindakan tidak terpuji dan telah membuat malu para prajurit TNI.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat, 5 Maret 2021:
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Versi KLB Sumut, Ali Mochtar Ngabalin Ucapkan Selamat
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengucapkan selamat kepada Moeldoko karena terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan di Sumatera Utara.
Ngabalin pun mengklaim sebelum tidak pernah berbicara dengan Kepala Staf Kepresidenan itu terkait pengusungan sebagai ketua umum.
"Enggak pernah Pak Moeldoko tidak pernah membicarakan hal tersebut," kata Ngabalin kepada merdeka.com, Jumat (5/3/2021).
Dia juga berharap bosnya tersebut bisa jadi pencerah bagi masalah Partai Demokrat yang saat ini terjadi.
Advertisement
2. Alasan Polri Tidak Bubarkan KLB Demokrat Meski Tak Kantongi Izin
Polri tidak mengeluarkan izin kegiatan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Meski begitu, Polri tidak membubarkan kegiatan tersebut.
"Salahnya apa?" kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat sore.
Argo beralasan, Polri tidak bisa membubarkan KLB Demokrat karena itu merupakan acara internal partai. Sementara, terkait penerapan protokol kesehatan (prokes), semuanya telah dikoordinasikan dengan Satgas Covid-19 Daerah.
Argo menuturkan bahwa kepolisian hanya diterjunkan untuk mencegah terjadinya konflik serta memastikan tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi selama acara berlangsung.
3. SBY Malu dan Menyesal Pernah Angkat Moeldoko sebagai Panglima TNI
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa menyesal dan meminta maaf pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko sebagai Panglima TNI ketika menjadi Presiden RI.
Hal ini lantaram Moeldoko telah mengkudeta kepemimpinan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
SBY menilai, Moeldoko melakukan perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji dan jauh dari sikap kesatria.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji dan jauh sikap ksatria dan nilai moral," ujar SBY dalam konferensi pers, Jumat (5/3/2021).
Advertisement