Liputan6.com, Baghdad - Paus Fransiskus telah tiba di Irak untuk menjalankan misi damai pada 5 - 8 Maret 2021. Salah satu agendanya adalah mengunjungi ulama Syiah terkemuka di Irak: Ayatollah Agung Ali al-Sistani.
Dilaporkan BBC, Sabtu (6/3/2021), pertemuan ini akan terlaksana pada hari ini yang merupakan hari kedua kunjungan Paus Fransiskus. Pontifex baru tiba di Baghdad pada Jumat (5/3) kemarin.
Baca Juga
Advertisement
Ayatollah Sistani merupakan pemimpin spiritual dari 21 juta umat Syiah di negaranya. Ia juga merupakan seorang ahli fiqih yang selalu muncul di daftar Muslim paling berpengaruh di dunia versi The Muslim 500.
Pada edisi 2021, Ayatollah Sistani berada di posisi 8 dan dikenal sebagai sosok pendukung demokrasi di Irak agar rakyat bisa melakukan pemilihan langsung demi terwujudnya keadilan dan kesetaraan.
Ia menolak gagasan bahwa ulama Syiah tidak boleh terlibat politik, meski demikian Sistani dikenal sangat jarang bertemu pejabat politik.
Usianya saat ini 90 tahun, atau enam tahun lebih tua dari Paus Fransiskus.
Ayatollah Sistani adalah pemimpin dari Hawza Seminary di Najah, Irak. The Muslim 500 berkata ia memiliki dukungan finansial yang kuat dari pengikutnya yang memberikan pajak agama, kemudian pajak itu kembali disalurkan untuk membantu orang-orang.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Paus Fransiskus Tiba di Irak
Paus Fransiskus telah tiba di Baghdad, Irak. Ia akan menjalankan misi damai selama tiga hari hingga 8 Maret 2021.
Dilaporkan BBC, Jumat (5/3), Paus Fransiskus disambut langsung oleh Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi. Keamanan maksimal telah disiapkan untuk mengawal kunjungan sang Pontifex.
Saat ini vaksinasi COVID-19 di Irak baru berlangsung menggunakan Sinophram, namun Paus Fransiskus tidak gentar untuk ke Irak karena berkata bagian dari tugasnya terkait perdamaian di negara itu.
"Ini adalah perjalanan bermakna dan ini adalah tugas terhadap sebuah negeri yang telah menjadi martir selama bertahun-tahun," ujar Paus Fransiskus saat di pesawat.
Paus Fransiskus itu juga tidak mau mengecewakan umatnya di Irak, sebab dulu Paus Yohanes Paulus II membatalkan perjalanan ke Irak pada rezim Presiden Saddam Hussein.
Sebelum berangkat ke Irak, Paus Fransiskus yang berusia 84 tahun juga sudah disuntik vaksin COVID-19.
Advertisement
Doa Bersama
Sebelum berkunjung, Paus Fransiskus mengirimkan video sambutan pada Kamis (4/5) kemarin. Ia meminta agar ada ampunan dan rekonsiliasi di Irak setelah bertahun-tahun dilanda perang dan terorisme.
"Saya datang kepada kalian bagai seorang peziarah perdamaian, dan saya ulangi bahwa kalian semua saudara saya," ujar Paus Fransiskus.
"Saya datang sebagai peziarah perdamaian untuk mencari persaudaraan yang dimunculkan oleh keinginan untuk berdoa bersama dan berjalan bersama, juga dengan saudara dan saudari yang berasal dari tradisi-tradisi agama lain," lanjutnya.
Vatikan turut menyiapkan medal khusus untuk kunjungan ini. Medal tersebut didesain oleh seniman-seniman dari Ufficio Filatelico e Numismatico yang merupakan bagian dari kantor pos Vatikan untuk membuat perangko dan koin.
Medal itu akan menampilkan peta Irak, sungai Tigris dan Eufrat, pohon kurma, dan Ibrahim yang meninggalkan Ur.
Di bagian bawah koinnya akan ada tanggal berkunjung, dan di bagian atas tertulis Visit Iraquiam yang berarti Kunjungan ke Irak dalam bahasa latin.