Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja, mengatakan benih lobster hanya ada di Indonesia. Melihat peluang yang besar, Indonesia pun menargetkan untuk menguasai sekira 40-50 persen produksi lobster dunia pada 2024.
"Benih lobster adanya hanya di Indonesia. Jadi sayang kalau kita tidak membesarkan sendiri dan ekspor sendiri," kata Sjarief dalam Rapat Kerja Nasional Hipmi 2021 Forum Bisnis III pada Sabtu (6/3/2021).
Advertisement
Sjarief mengungkapkan, nilai pasar global lobster saat ini sekira USD 1.924 juta atau sekitar 51 ribu ton. Sementara Indonesia hanya menyumbang dua ribu ton ekspor lobster.
Eksportir lobster terbesar adalah Vietnam. Padahal, kata Sjarief, benih lobster di Vietnam berasal dari Indonesia.
Harga lobster per kilogram skala konsumsi bisa mencapai Rp 600 ribu, jauh di atas harga ikan-ikan biasa. Melihat besarnya potensi ekonomi dari lobster, pemerintah pun berkomitmen untuk meningkatkan produksi lobster.
Sjarief mengatakan, pemerintah menargetkan bisa memproduksi sekira 22 ribu ton lobster di Indonesia dengan benih yang ada. Sehingga bisa menjadi komoditas unggulan Indonesia ke depan.
Berdasarkan presentasi Sjarief, ada sekira 139 juta ton Jumlah Hasil Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB) benih lobster (ekor) pada 2024. Volume produksi 22 ribu ton tersebut ditargetkan tercapai pada 2024.
"Kalau benih-benih itu kita tarik semuanya, kita akan bisa menargetkan 22 ribu ton dengan benih yang sudah kita hitung semuanya. Sehingga segmentasi pasarnya bisa meraih sekitar 40 - 50 persen dari 51 ribu ton tadi," jelasnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Budidaya Lobster
Peta sebaran pembudidaya lobster berada di berbagai wilayah Indonesia, dengan yang paling besar di Lombok Timur. Wilayah lain termasuk Aceh, Jawa Timur bagian selatan, dan Jawa Barat.
Sejak 2003, Lombok Timur telah mengembangkan budidaya lobster menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) dengan bahan baku lokal yang diperkenalkan oleh Co-Fish Project-ADB, yang mengandalkan pada benih hasil tangkapan langsung di laut dengan skala tradisional. Sjarief mengatakan, pemerintah akan mendorong agar budidaya lobster bisa lebih modern.
"Ini masih tradisional sekali. Kenapa tidak kita berikan sentuhan teknologi. Mereka hidup sepert ini lobster-lobster kita di Lombok Timur," jelasnya.
Advertisement