80 Persen Perempuan di Dunia Jadi Korban Pelecehan Seksual via Ponsel, Indonesia?

80 persen perempuan pernah mengalami pelecehan seksual dan gangguan melalui ponsel.

oleh Iskandar diperbarui 08 Mar 2021, 18:20 WIB
Sambut Hari Perempuan Internasional, yuk kenalan dengan 6 remaja yang berani mengubah dunia./ Photo by Natalie Pedigo on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Perempuan Sedunia 2021, aplikasi identifikasi nomor telepon dan pemblokir spam Truecaller, merilis penelitian pada lima negara dengan kasus pelecehan seksual tinggi: Brasil, India, Kolombia, Mesir, dan Kenya.

Hasil studi menunjukkan 80 persen perempuan pernah mengalami pelecehan dan gangguan melalui ponsel. Gangguan yang dialami perempuan di negara-negara tersebut tidak jarang bersifat seksual. Misalnya 1 dari 3 perempuan Mesir dan 1 dari 5 perempuan India pernah menerima telepon atau SMS pelecehan secara seksual.

Mengutip keterangan resmi Truecaller, Senin (8/3/2021), mayoritas telepon atau SMS yang bersifat seksual ini datang dari orang tak dikenal, dan hanya sebagian kecil pelaku yang berhasil teridentifikasi.

Contoh-contoh dari perilaku pelecehan seksual ini adalah meminta atau menerima gambar tak senonoh, memaksa korban untuk berdiskusi tentang seks, atau memberikan komentar tak senonoh tentang penampilan atau bagian tubuh korban.

"Truecaller menentang keras segala bentuk pelecehan terhadap perempuan, dan kami selalu berupaya membuat saluran komunikasi lebih aman dan efisien. Aplikasi kami membantu mengidentifikasi siapa saja yang mencoba menghubungi kamu, serta mengetahui apa niat mereka," kata Director of Brand Marketing Truecaller, Lindsey LaMont.

Ia menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk melindungi semua pengguna Truecaller dari penipuan, scam, dan pelecehan.

"Ini yang membuat Truecaller menjadi salah satu aplikasi terpercaya dan dapat diandalkan di dunia dalam melindungi identitas nomor ponsel pribadi kamu selama 12 tahun terakhir," tuturnya menambahkan.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.


Bagaimana dengan Indonesia?

Anggota Perempuan Pelestari Budaya Indonesia menari Bali dalam Fashion Show Virtual di Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Acara ini bertemakan #BalikemBali bertujuan eksplorasi yakni mengangkat kembali minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Bali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hal serupa juga marak terjadi di Indonesia. Sebuah survei yang dilakukan Awas Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) pada 2020 menemukan sekitar 67 persen perempuan Indonesia mengaku menerima pelecehan seksual online selama pandemi.

Komnas Perempuan juga menemukan pada 2020, laporan pelecehan seksual siber meningkat sebanyak 348 persen dari tahun sebelumnya.

Dari 1.636 kasus terlapor, mayoritas merupakan ancaman untuk menyebarkan media tak senonoh (37,5 persen), pornografi balas dendam (15 persen), dan penuntutan gambar atau video tak senonoh (10,4 persen).

Truecaller sendiri juga mengkampanyekan gerakan #ItsNotOk di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran akan isu pelecehan seksual lewat telepon dan SMS.

 


Cara Cegah Pelecehan Seksual via Ponsel

Sejumlah wanita melukis wajah mereka saat mengikuti peringatan Hari Perempuan Internasional di Santiago, Chili, Jumat (8/3). Hari Perempuan Internasional diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia. (AP Photo/Esteban Felix)

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan para perempuan untuk mencegah atau menghindari pelecehan seksual lewat ponsel atau SMS. Pertama, unduh aplikasi identifikasi penelepon dan pemblokiran spam.

Jika panggilan masih tetap masuk, segera tutup telepon, laporkan, dan blokir melalui aplikasi untuk memastikan mereka tidak dapat menghubungi lagi.

Truecaller adalah aplikasi berbasis komunitas, jadi semua pengguna secara aktif melaporkan nomor spam dan pelecehan secara real time untuk melindungi seluruh komunitas dari bahaya.

Mintalah bantuan dari pihak berwenang setempat dan laporkan semua jenis komunikasi yang membuat Anda merasa tidak aman dan terancam, bila penelepon terus mengganggu. Terakhir, bicarakan masalah pelecehan via telepon dan SMS ini dengan orang-orang di sekitar Anda. Semakin banyak dibicarakan, semakin mudah pula membawa perubahan dan solusi untuk melawan isu sosial ini,” ujar Lindsey.

Laki-laki juga mempunyai peran. Mereka sepatutnya menjadi teman bagi mereka yang mengalami pelecehan. Artinya, tidak meremehkan masalah yang mereka alami, dan selalu hadir ketika mereka membutuhkan bantuan.

"Bila Anda mengenal pelecehan online, beranikan diri untuk menegur mereka. Jelaskan mengapa hal tersebut tidak pantas dilakukan. Edukasi dan pemberian tekanan sosial seperti ini sangat penting agar semua orang paham tentang perilaku apa saja yang tidak pantas dilakukan," ujar Lindsey.

(Isk/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya